Posts

Showing posts from November, 2012

10> Malam ini tidur di villa saja

Image
Aku bayar ongkos ojek ke Pak Marwan, tapi dia menolaknya. Dia membuka dompetnya, dia ingin mengembalikan uang beli spare part motor tadi. Aku bilang ga perlu, buat keluarganya saja dan aku masih punya cukup uang untuk sampai ke Ubud. Saat kami berpisah, dia bilang kalau suatu hari nanti aku datang lagi ke Lombok, aku bisa mencarinya di Pemenang. Di feri menuju Padang Bai, aku terus bertanya-tanya kok bisa jadi seperti ini. Apa aku punya dosa, makanya aku mengalami kejadian seperti ini? Apa aku pernah memeras orang lain, makanya sekarang ada orang yang ingin memerasku? Seumur hidupku, aku tidak pernah memeras orang lain. Aku tetap tidak habis pikir bagaimana ini bisa terjadi padaku. Aku berusaha menenangkan pikiranku, bukankah ini sudah berlalu. Toh aku sudah meninggalkan Lombok. Walaupun aku masih kesal akan kejadian di Senggigi, hatiku masih penuh cinta ketika mengingat pengalaman spiritualku di Gili Trawangan. Hatiku buncah dengan ucapan syukur. Aku merasa bahagia. Tapi sekarang

9> Tragedi di Senggigi

Image
Di pelabuhan, aku berharap bisa bertemu lagi dengan pria itu. Pria yang kutemui kemarin, pria yang tidak pernah melihat sedikit pun padaku. Bahkan aku tidak tahu siapa namanya. Sambil menunggu kapal akan berangkat, aku bertanya-tanya kepada diriku sendiri. Jika dia muncul di hadapanku, apa yang akan kulakukan? Apakah aku punya keberanian untuk mengajaknya ngobrol dan mengatakan bahwa aku temannya Krey dan kita ketemu kemarin. Ah, bagaimana kalau kami tidak bertemu lagi? Hatiku terasa sakit. Bagaimana ini, masakan aku patah hati lagi? Mataku berusaha mencari-cari sosoknya di sekitar pelabuhan. Aku tidak ingin ada penyesalan lagi dalam hidupku. Aku benar-benar akan datang kepadanya dan mengatakan bahwa dia mirip ayahku, sangat mirip. Aku juga akan bilang bahwa aku menyukainya. Kemiripannya dengan ayahku membuat dadaku sesak. Aku merindukan ayahku. Sambil menunggunya (emang kami sudah janjian?), aku memperhatikan banyak sekali pasangan yang sedang berlibur di pulau ini. Mungkin karena

8> Senja di Gili Trawangan

Image
Aku cape sekali, aku mau tidur dulu. Kalau dipikir-pikir selama liburan ini aku kebanyakan tidur deh. Jauh-jauh aku datang kesini ternyata hanya untuk tidur, haha. Jadi memang sebuah pilihan yang tepat aku tidak ikut paket tur. Kalau ikut tur, saat ini aku pasti sudah berada entah dimana dan hanya bisa tidur pada malam hari. Tapi ya sudahlah, aku mau istirahat. Aku pasang alarmku jam 2. Zzzzzzzzzzzzzzz.... Tepat jam 2, alarmku berbunyi dengan nyaringnya. Aku masih cape sekali dan badanku juga berasa sakit. Aku lanjutkan tidur. Dan ketika aku terbangun, ternyata sudah jam 3. Waduh, aku udah janji ama Krey bakal liat dia berselancar. Aku merasa ga enak hati kalau aku tidak jadi datang. Dia sudah dengan suka rela menjadi pemanduku. Tadi dia ada menyinggung soal tarif. Aku tanya berapa yang harus aku bayar dan dia bilang hanya becanda. Lalu dia traktir aku cola-cola, padahal tadinya aku berniat membelikannya minum sebagai ungkapan terima kasih sudah mengajakku keliling pulau tadi pagi.

7> Mengelilingi Gili Trawangan

Image
Ketika aku berjalan keluar dari pantai, aku melihat pemuda kemarin (dengan tanda tanya besar di dahinya itu). Aku tersenyum kepadanya (aku mencoba membuka diri). Dia menyapaku, "Halo" "Halo" "Dari mana?" "Jalan-jalan tadi disana." "Kok sendiri?" "Iya memang lagi sendiri." "Kemarin aku liat kamu, tapi aku takut menyapa." "Kok takut?" "Iya keliatan kamu ga pengen disapa orang." "Oooo iya sih." "Sekarang mau kemana?" "Aku mo ke Senggigi." "Kenapa ke Senggigi? Disini saja." "Katanya sih pantai Senggigi bagus, jadi aku mau kesana." "Di Senggigi pantainya hitam, disini pantainya putih, lebih bagus." "Ooo gitu, tapi aku mau ke Senggigi." "Disini aja. Mau ga liat Trawangan ini?" "Mau sih, tapi mungkin lain kali aja." "Ayo kita kesana. Nanti bisa liat semua pulau." Sepertinya aku kena

6> Gili Trawangan, cinta pertamaku

Image
Alarmku berdering dan terus berdering tanpa berperikemanusiaan. Hoooaaaaaaaaa... jam berapa sekarang? Jam 5. Ah iya, aku kan ingin lihat matahari terbit. Sebenarnya aku bukanlah pengejar matahari. Bagiku sama saja sebenarnya matahari akan terbit atau tidak jadi terbit. Aku hanya sedikit penasaran ama orang-orang yang rela bangun pagi-pagi atau naik gunung hanya demi mengabadikan momen ini. Aku bangun dari tempat tidur lalu cuci muka. Baru saja aku selesai cuci muka, hujan turun dengan derasnya. Hmmm, pertanda apa ini? Sepertinya langit sedang tidak berpihak padaku. Ya sudahlah, aku lanjutkan saja tidur (dasar tukang tidur). Ketika aku terbangun, kubuka jendela dan di luar sudah terang benderang. Aku menggeliat di balik selimutku. Dingin. Aku bersyukur tidak ikut paket tur karena jadwalnya sudah diatur oleh penyelenggaranya. Aku adalah pelancong mandiri (karena ini yang pertama kalinya, aku ingin dengan penuh percaya diri mengatakannya ^_^). Aku bebas melakukan apapun yang kusuka.

5> Aku dapat teman baru

Image
Setelah tadi merasa puas menikmati kesendirian, tiba-tiba aku ingin ngobrol-ngobrol dengan seseorang. Namun tak ada satu orang pun yang kukenal di pulau ini. Dan lagi sejak ibuku meninggal, aku menjadi orang yang tertutup. Aku berusaha menutup diri supaya apa yang sedang kurasakan tidak dapat dilihat oleh orang lain . Aku juga tidak pernah mencoba membuka diri karena aku takut apa yang berusaha aku sembunyikan ikut muncul ke permukaan. Aku tidak tahu harus berbuat apa. Akhirnya, aku memutuskan jalan-jalan saja di sekitar gemerlapnya dunia malam Gili Trawangan. Sekalian mencari makan malam. Mudah-mudahan aku dapat teman ngobrol malam ini. Seandainya tidak ada, ya tidak apa-apa, aku bisa kembali ke penginapan. Di jalan, ada seorang cowo menyapaku: "Kok sendiri aja?" "Iya, aku memang lagi sendiri." "Duduk dulu dong. Makan sate dulu." "Ooo, iya boleh boleh." Lalu aku pun memesan satu porsi sate kepada si ibu penjual. Aku kenalan denga

4> Sendiri di Gili Trawangan

Image
Tiba-tiba aku terbangun dari tidurku. Di antara sadar dan tidak sadar, aku mendengar: " Hey now, hey now. Don't dream it's over. " Sepenggal lagu yang dinyanyikan oleh Six Pence None The Richer tersebut membuat dadaku sesak. Tiba-tiba saja aku merindukan pria itu, cinta pertamaku yang telah pergi. Rasa rindu yang begitu besar ini datang kembali dan terasa sangat menyakitkan. Sejenak aku tertegun, seolah-olah ada yang sedang menasihatiku untuk melupakannya. Berkali-kali aku meyakinkan diriku sendiri bahwa dia hanya pergi sementara waktu saja. Dia pasti akan kembali. Namun, sudah hampir setahun tapi dia tak kembali. Dia benar-benar tak kembali. Kejadian setahun yang silam masih begitu segarnya di dalam ingatanku, seolah-olah semuanya baru terjadi kemarin. Ahhh... aku belum juga bisa melupakan dirinya. Namun, aku juga sudah letih untuk terus mengingatnya, cintaku yang tak pernah kembali. Aku benar-benar ingin melepaskan semua kenangan tentang dirinya dari hidupku.

3> Perjalanan menuju Gili Trawangan

Image
Aku terbangun. Kulihat jam menunjukkan angka 9. Ah... masih pagi, pikirku. Tapi kenapa di luar udah begitu terik ya? Jangan-jangan jamku masih WIB (waktu Indonesia barat). Aku masih berbaring di atas tempat tidurku. Aku coba membuka mata, tapi berat sekali rasanya. Aku masih ngantuk. Aku masih cape. Duh, sebenarnya sekarang jam berapa sih? Jam 9 WIB atau 9 WITA? Kalau jamku masih di set WIB, berarti sekarang adalah jam 10 waktu lokal dan aku sudah harus siap-siap untuk check-out . Kalau tidak, aku harus membayar penginapan untuk satu malam lagi. Ah, aku tidak mau. Aku kan mau ke Gili Trawangan. Dengan mata berat dan badan sempoyongan, aku berjalan menuju kamar mandi. Aku naik ojek ke terminal Mandalika. Tukang ojeknya menanyakan aku mau kemana dan kujawab Pemenang. Lalu si tukang ojek menawarkan apakah aku mau diantar ke Rembige dan nunggu mobil dari sana saja. Mobil di terminal Mandalika biasanya ngetem lama sekali. Hmmm, baiklah aku ke Rembige saja. Di Rembige, kebetulan ada m

2> Pertama kali solo traveling

Image
Di benak sebagian besar orang, melancong sendiri alias solo traveling adalah ide yang sangat gila. Aku juga berpendapat demikian. Hal itu adalah ide yang sangat sangat aneh. Gimana tidak aneh, aku ini seorang penakut dan punya banyak ketakutan. Kalau ingin pergi jalan-jalan ke suatu tempat, aku pasti selalu bersama teman atau keluarga. Memang ada sebagian orang yang lebih senang jalan sendiri. Kata mereka lebih enak sendiri, lebih bebas. Bahkan ada beberapa orang yang sangat bangga kalau dia adalah solo traveler . Whatever lah!!! Pokoknya, mustahil aku pergi melancong sendiri. Aku hanya ingin pergi berlibur dan menjauh dari rutinitasku di Jakarta. Aku ingin pergi ke suatu tempat yang jauh, dimana aku bisa melupakan segalanya dan me restart hidupku. Aku memilih Bali karena ada kakak kelasku yang baru saja pindah kesana. Selain itu Bali jauh dari Jakarta. Baiklah, aku sudah memutuskan untuk berlibur ke Bali. Aku pun segera mencari tiket yang paling murah ke Denpasar. Serta

1> Sebuah Perjalanan

Image
Ini adalah sebuah kisah perjalanan seorang wanita. Wanita yang mengalami banyak kesedihan dalam hidupnya dan pergi mencari pemulihan. Wanita yang tersesat dalam kehidupannya sendiri dan pergi mencari pencerahan. Ini adalah kisahku. Sebuah perjalanan yang membawaku pergi jauh dari rumah, ke tempat-tempat baru, bertemu orang-orang baru, melarikan diri sejenak dari kehidupan, setelah itu kembali ke rumah. Sejak ibuku meninggal, emosi dan jiwaku terus down , harapan hidupku semakin lama semakin menipis, dan aku pun mengalami gejala skizofernia alias ganguan jiwa. Di tahun yang sama, beberapa bulan sebelumnya, aku juga kehilangan cinta pertamaku. Aku patah hati dan membuatku depresi hingga terkena alergi kulit. Setelah ibuku meninggal, adikku pindah ke Jakarta. Susah sekali mencari sekolah untuk adikku yang masih SMP padahal dokumen kepindahan sudah lengkap. Dalam tiga bulan entah sudah berapa puluh kali kami ditolak dengan alasan pendaftaran siswa baru sudah ditutup. Hal ini begitu