7> Mengelilingi Gili Trawangan

Ketika aku berjalan keluar dari pantai, aku melihat pemuda kemarin (dengan tanda tanya besar di dahinya itu). Aku tersenyum kepadanya (aku mencoba membuka diri). Dia menyapaku, "Halo"
"Halo"
"Dari mana?"
"Jalan-jalan tadi disana."
"Kok sendiri?"
"Iya memang lagi sendiri."
"Kemarin aku liat kamu, tapi aku takut menyapa."
"Kok takut?"
"Iya keliatan kamu ga pengen disapa orang."
"Oooo iya sih."
"Sekarang mau kemana?"
"Aku mo ke Senggigi."
"Kenapa ke Senggigi? Disini saja."
"Katanya sih pantai Senggigi bagus, jadi aku mau kesana."
"Di Senggigi pantainya hitam, disini pantainya putih, lebih bagus."
"Ooo gitu, tapi aku mau ke Senggigi."
"Disini aja. Mau ga liat Trawangan ini?"
"Mau sih, tapi mungkin lain kali aja."
"Ayo kita kesana. Nanti bisa liat semua pulau."

Sepertinya aku kena hipnotis, aku mau saja mengikuti dia. Di jalan dia ngobrol dengan beberapa temannya. Setelah mereka selesai ngobrol, dia menceritakan kepadaku bahwa tadi teman-temannya berpikir bahwa aku adalah pacarnya dan dia menjawab bukan, aku adalah tamu disini.

Pemandangan dari sebuah bukit
Ternyata aku dibawa ke sebuah bukit. Dan memang aku bisa melihat seluruh Trawangan dari puncak bukit ini. Indah sekali. Aku juga bisa melihat Gili Meno dan Gili Air. Tadi waktu kami sedang mendaki, kami berpapasan dengan seorang bule yang cukup tua baru saja turun dari atas bukit. Jadi dia baru saja menikmati pemandangan indah ini. Seorang diri.

Melihat pemandangan yang luar biasa indah di hadapanku, tiba-tiba aku pikir bagaimana mungkin aku pernah punya keinginan untuk pergi dari dunia ini. Tentu saja aku ingin hidup. AKU INGIN HIDUP. Aku teriak: "Aaaaaaaaaaaaa...."

Oh ya, nama pria itu adalah Krey. Entah apa yang dipikirkan Krey ketika aku sedang berteriak sekencang-kencangnya. Sebenarnya aku ingin meneriakkan kata-kata ini: "AKU INGIN HIDUP". Tapi kubatalkan karena aku tidak ingin dia bertanya padaku dan aku pun tidak ingin menjelaskan apapun padanya.

Setelah cukup lama duduk sambil ngobrol-ngobrol di atas bukit, Krey mengajakku turun. Aku bertanya-tanya dalam hati dia mau mengajakku jalan kemana lagi?

Ternyata dia membawaku menyusuri pantai dan mengelilingi pulau. Dia bilang dia sudah hampir 20 tahun tidak melakukan ini. Terakhir ketika dia masih kecil. Aku jadi terharu mendengarnya. Apakah demi aku yang baru dikenalnya dia melakukan ini?

Dia bilang dia biasanya dibayar 150 ribu untuk melakukan ini. Lalu aku bilang ke dia, "Lumayan mahal juga ya." Aku penasaran apakah aku harus bayar segitu juga kepadanya.
"Jadi aku harus bayar berapa nih?"
"Haha, kalau kamu enggalah. Aku cuma bercanda."

Jantungku nyaris copot. Tadi aku sempat kaget apakah aku harus mengeluarkan uang sebanyak itu untuk membayarnya. Kalau dia mau uang seharusnya kan dia bisa bilang dari awal.


Entah sudah berapa lama kami berjalan dan beberapa kali istirahat, akhirnya kami melihat ada sebuah penginapan. Krey bilang penginapan tersebut tarifnya 750 ribu dan biasanya dipakai untuk bulan madu. Aku tiba-tiba berpikir ingin berbulan madu disini. Tempat ini sangat sempurna. Jauh dari keramaian dan pemandangannya sangat indah.

Lalu kami melihat ada tiga bule sedang sarapan. Krey langsung menyapa yang cowo, "Hey boss" dan mereka pun bersalaman. Mereka ngobrol-ngobrol. Dari awal aku melihat cowo bule itu, aku tidak berhenti menatapnya. Bentuk wajah dan auranya mirip sekali dengan alm. ayahku. Entah kenapa tiba-tiba saja aku jatuh cinta pada pandangan pertama pada pria itu. Aku berharap dia melihatku sekali saja. Tapi dia sama sekali tidak pernah melihat ke arahku.

Sekali lagi aku berharap dia melihat ke arahku. Sedetik saja. Tetap saja dia tidak pernah melihat ke arahku. Apakah dia tidak tahu kalau aku berdiri persis di depannya? Aku jatuh cinta padanya. Tapi dia tidak pernah memandangku. Apakah karena aku tadi datang bersama Krey lalu dia berpikir aku adalah cewenya jadinya dia tidak ingin melihatku walau hanya sedetik saja?

Setelah mereka selesai ngobrol, kami melanjutkan perjalanan. Aku ingin memastikan sekali lagi perasaan yang tiba-tiba datang ini, aku menoleh ke belakang. Dia sibuk dengan makanannya.

Dalam satu detik aku jatuh cinta, dalam detik yang sama aku langsung patah hati. Hidupku sudah cukup berat dan komplikasi, aku tidak ingin menambah beban hidupku dengan memikirkan pria yang baru saja kulihat dan sama sekali tidak kukenal. Jadi sebaiknya aku harus menyingkirkannya dari pikiranku.

Kami tiba di pelabuhan. Oh, ternyata kami sudah selesai mengelilingi pulau ini (horeee ^_^). Ketika kulihat jam, sekitar pukul setengah sebelas. Kami mengelilingi pulau ini sekitar satu setengah jam. Hebat!

Sesampainya di cafe milik Krey dan teman-temannya, kami istirahat sebentar. Aku ditraktir coca cola dingin. Hehe, makasih ya Krey.

Krey bilang dia akan main selancar jam 2 nanti. Dan dia mengundangku untuk melihatnya. Aku katakan iya. Dia mengingatkanku harus datang. Aku berjanji, aku pasti datang.

Aku pamit mau balik ke penginapan dan berjanji akan datang jam 2. Aku mengucapkan terima kasih sudah menemani aku hari ini.

Aku senang sekali hari ini. Hari ini menjadi sejarah dalam hidupku. Hari ini menjadi awal bagiku untuk memulai hidup dengan cara yang baru. Semangat hidupku mulai pulih dan aku ingin lebih menikmati hidupku. Tadi pagi aku begitu inginnya mengelilingi pulau ini, eh ternyata hari ini keinginan tersebut jadi kenyataan. Setelah keliling Gili Trawangan, keinginanku selanjutnya adalah keliling Indonesia.

Sekarang sudah jam 11 lewat, sepertinya hari ini aku tidak jadi ke Senggigi. Dan lagi perasaan cintaku akan pulau ini tidak ingin segera kuakhiri sampai disini. Aku ingin menikmatinya selagi perasaan cinta ini masih ada.

Comments

Popular posts from this blog

[Bahasa Italia] Apa Kabar?

[Bahasa Italia] Ucapan Salam

[Bahasa Italia] Kata Sifat