2> Pertama kali solo traveling

Di benak sebagian besar orang, melancong sendiri alias solo traveling adalah ide yang sangat gila. Aku juga berpendapat demikian. Hal itu adalah ide yang sangat sangat aneh. Gimana tidak aneh, aku ini seorang penakut dan punya banyak ketakutan. Kalau ingin pergi jalan-jalan ke suatu tempat, aku pasti selalu bersama teman atau keluarga.

Memang ada sebagian orang yang lebih senang jalan sendiri. Kata mereka lebih enak sendiri, lebih bebas. Bahkan ada beberapa orang yang sangat bangga kalau dia adalah solo traveler. Whatever lah!!!

Pokoknya, mustahil aku pergi melancong sendiri.

Aku hanya ingin pergi berlibur dan menjauh dari rutinitasku di Jakarta. Aku ingin pergi ke suatu tempat yang jauh, dimana aku bisa melupakan segalanya dan merestart hidupku. Aku memilih Bali karena ada kakak kelasku yang baru saja pindah kesana. Selain itu Bali jauh dari Jakarta.

Baiklah, aku sudah memutuskan untuk berlibur ke Bali. Aku pun segera mencari tiket yang paling murah ke Denpasar. Serta mengajukan cuti selama 9 hari. Walaupun permohonanku terlalu mendadak, tapi langsung disetujui oleh bosku dan HRD tanpa banyak pertanyaan.

Cuti sudah disetujui, tiket sudah di tangan, sekarang saatnya bikin itenari. Dalam beberapa hari, aku sibuk bikin itenari dengan sangat detilnya. Ini pengalaman pertamaku membuat itenari. Itenari yang aku bikin mirip seperti jurnal akuntasi, bahkan jam serta biaya yang akan dikeluarkan juga aku cantumin dalam itenari. Kelihatan sekali ya aku memang tidak berpengalaman bikin itenari. Aku hanya berharap tidak mati gaya ketika sudah disana.

Sembilan hari di Bali, hmmm kira-kira aku bisa kemana saja ya? Jadi biar aku sama sekali tidak buta mengenai liburanku, aku pun melakukan pencarian di internet mengenai jalan-jalan di Bali. Lagi asik-asik googling, aku menemukan catatan perjalanan di Bali dan Lombok.

Aha, aku langsung ingat bahwa sudah lama sekali aku ingin ke Lombok. Namun belum terwujud karena tidak ada teman yang bisa diajak jalan kesana. Aku sama sekali tidak tahu apa-apa mengenai Lombok, yang kutahu sudah lama sekali aku ingin melihat keindahan Lombok.

Aku jadi begitu bersemangat mencari informasi how to get Lombok. Banyak sekali informasi yang kudapatkan mengenai perjalanan ke Bali dan Lombok. Dan kebanyakan informasi yang kubaca, mereka melakukan perjalanan ala backpacking. Hmmm, aku juga ingin sekali mencoba perjalanan macam ini yaitu melancong dengan budget seminim mungkin. Informasi yang kudapat sudah sangat banyak dan jelas, sekarang saatnya mencari teman jalan.

Aku bilang kepada kakak kelasku mengenai ide pergi ke Lombok, dengan harapan bisa berlibur bersama disana. Namun, ternyata dia mengatakan tidak bisa karena harus bekerja.

Waduh, bagaimana ini kalau cuma sendiri ke Lombok? Apa rencana ke Lombok sebaiknya aku batalin saja ya? Aku jadi ragu-ragu mengenai perjalanan ke Lombok karena aku memang bukan tipikal solo traveler. Namun Lombok hanya tinggal 'selangkah lagi' dari Bali. Dan lagi, sayang sekali libur 9 hari hanya di Bali.

Hati kecilku terus berkata bahwa jalan-jalan ke Lombok adalah impianku yang sudah lama sekali terpendam yang bahkan sempat terlupakan. Apa aku nekad saja ya? Aku baca di internet, banyak orang yang mulai melakukan solo backpacker ternyata perjalanan itu tidak semenakutkan seperti yang ada dalam bayangan kita, malah perjalanan tersebut sangat menyenangkan dan berkesan. Aku berusaha menyemangati diriku sendiri untuk tidak terlalu takut.

Malam sebelum hari H, tepatnya di tanggal 14 Februari, semua orang merayakan hari Kasih Sayang, sementara aku masih berkutat dengan pekerjaanku hingga jam 10 malam. Tidak ada bunga, tidak ada coklat, tidak ada makan malam romatis diterangi dengan lilin-lilin yang indah. Beginilah nasib seorang jomblo dan terperangkap ama kerjaan di malam Valentine's day.

Malam itu aku tidak bisa tidur, aku mengalami pre-departure anxiety syndrome (sindrom rasa cemas dan takut sebelum melakukan perjalanan). Deg-degan, takut, gembira, semuanya bercampur jadi satu. Bahkan aku tidak tahu perasaanku yang mana yang lebih dominan, apakah aku begitu bersemangatnya karena lagi liburan atau begitu takutnya karena ini akan menjadi perjalanan soloku yang pertama.

Aku berangkat dari rumah jam 3 dini hari menuju bandara Soekarno-Hatta karena penerbanganku ke Bali pukul 5. Aku nyampe di bandara pukul 4.45 pagi. Setengah berlari aku segera menuju meja check-in, dan tiketku ditolak dengan alasan check-in sudah ditutup. Petugasnya menyarankanku ke bagian informasi, apakah aku bisa ikut penerbangan besok atau minta refund. Waktu aku ke bagian informasi, ternyata penerbangan besok sudah penuh. Lalu aku tanya mengenai refund, lalu si petugas bilang harus datang ke kantor langsung dan uang yang akan dikembalikan sekitar 15%. Setelah aku hitung-hitung, ongkos yang akan kukeluarkan tidak sebanding dengan uang yang akan kuterima, akhirnya aku iklaskan saja tiket tersebut hangus.

Jujur, sempat terlintas dalam benakku untuk pulang ke rumah. Mungkin aku ditolak check-in merupakan pertanda bahwa aku sebaiknya pulang saja. Tapi di lubuk hatiku yang paling dalam ada perasaan malu, masa belum dimulai sudah menyerah duluan.

Aku cari tempat yang tenang untuk duduk. Aku ingin berpikir dengan jernih apakah benar aku ingin melakukan perjalanan ini? Atau aku pulang saja? Aku takut. Aku belum pernah bepergian seorang diri sebelumnya. Dan aku bingung, apa yang akan kulakukan seorang diri disana. Lalu aku ingat lagi, Lombok adalah impianku sejak lama dan ini adalah saat yang tepat untuk mewujudkannya. Ah... aku dilema.

Setelah cukup lama berpikir dan menimbang-nimbang, akhirnya aku memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Aku naik taksi ke terminal B karena disana banyak maskapai penerbangan domestik. Aku pun mulai mencari tiket yang cukup murah ke Bali. Akhirnya aku dapat penerbangan untuk jam 10. Aku masih punya banyak waktu, karena aku masih ngantuk, aku tidur di bangku bandara.

Di bandara aku sempat kenalan dengan seorang wanita asal Sorong. Senang sekali bisa punya teman baru dari Papua. Kukatakan padanya bahwa suatu hari nanti (semoga menjadi kenyataan) aku ingin berlibur ke tanah Papua. Aku ingin melihat langsung keeksotisan pulau tersebut.

Di ruang tunggu sebelum masuk ke ruang boarding, aku melihat seorang pria ganteng. Ternyata kami menuju pesawat yang sama (uhuy, kesempatan nih ^_^). 

Perjalanan pun dimulai. Pesawat membawaku ke pulau Dewata. Sesampai di bandara Ngurah Rai, aromanya begitu berbeda. Memang beda atau karena karena aku sedang liburan ya? Ah sudahlah, dinikmati saja. Aku coba mencari-cari pria ganteng tadi, namun aku tak juga melihatnya (kemana dia ya?).

Tadinya aku ingin mencoba naik angkutan umum dari terminal Ubung ke Padang Bai, namun supir taksi ini berhasil mempengaruhiku untuk naik taksinya hingga ke pelabuhan Padang Bai. Setelah sepakat mengenai harganya, akhirnya aku setuju.

[Info: jika ingin menggunakan angkutan umum, dari Denpasar menuju Padang Bai cukup mudah. Naik ojek ke Batubulan, lalu dari terminal kita bisa naik minibus menuju Amlapura. Turun di pertigaan Padang Bai (ongkosnya lebih kurang 15 ribu) dan lanjut naik ojek menuju pelabuhan dengan tarif sekitar 3-5 ribu.]

Pelabuhan Padang Bai, Bali
Ini pertama kalinya aku jalan jauh sendiri. Secara naluriah, aku menjadi selalu waspada. Banyak info yang kudapat dari internet bahwa calo-calo di pelabuhan Padang Bai sangat agresif. Ada seorang laki-laki yang terus menawariku kapal cepat ke Senggigi walaupun aku sudah bilang aku ingin ke Lembar. Ada lagi seorang ibu yang terus mengikutiku supaya aku membeli salaknya.

Di dalam feri, ada beberapa laki-laki yang menawarkan diri untuk ikut bersama mereka ke Mataram. Tapi sepertinya intuisiku mengatakan sebaiknya kutolak saja. Dan ada seorang pria yang kelihatan ramah, dia yang memberitahuku angkutan umum dari Batubulan ke Padang Bai. Dia mengajakku sama-sama ke Mataram sambil matanya tak lepas dari dadaku. Dasar pria otak mesum, padahal aku pakai kaos oblong yang cukup longgar tapi cara dia melihat seolah-olah aku sedang memakai baju minimalis. Aku merasa tidak nyaman dan aku pun beranjak pergi menjauh.

Lalu ada seorang laki-laki datang ke bangkuku dan ingin meminjam uang kepadaku. Dia berjanji akan menggantinya ketika kami sampai Mataram. Sangat tidak masuk akal, dia tidak butuh uang apapun selama berada di tengah laut. Sekiranya dia memang punya uang di ATM, kenapa dia harus meminjam dulu kepadaku? Aku hanya katakan bahwa aku tidak punya uang banyak, hanya cukup ongkos hingga Mataram. Dan lagi sikapnya mencurigakan, dia begitu gugup.

Ada lagi seorang pria bermata sipit melambaikan tangannya berkali-kali padaku. Aku pura-pura tidak melihatnya. Ketika aku sedang memandang ke arahnya, dia mencoba melambaikan tangannya lagi. Aneh sekali orang ini. Dia melambaikan tangan seolah-olah mengenalku. Aku tidak mengenalnya, tidak juga membutuhkan pertolongannya, jadi aku tidak perlu menghampirinya.

Perjalanan dari Padang Bai ke Lembar
Setelah 5 jam perjalanan yang sangat membosankan dari Padang Bai, akhirnya tiba juga di pelabuhan Lembar. Dan aku hampir saja masuk perangkap singa. Seorang pria paruh baya mengatakan bahwa dia bawa mobil dan tujuannya adalah Mataram. Dia mengajakku untuk bareng. Awalnya kupikir tak ada salahnya bareng. Baru saja aku ingin ikut orang ini ke dalam mobilnya, seorang laki-laki muda mendekatiku dan mengatakan ikut dia (anak muda itu) saja.

Spontan disitu aku langsung sadar apa yang terjadi. Aneh. Aneh sekali. Kenapa semua laki-laki Lombok menginginkan aku bersama mereka? Apakah mereka memang sedemikian terbukanya mengungkapkan keinginan mereka? Apakah seorang gadis, sendirian dan bukan warga lokal merupakan sasaran empuk buat mereka?

"Bapak, maaf aku tidak jadi ikut ama bapak. Dan kamu, saya juga tidak ikut kamu. Saya ingin jalan sendiri." Setelah mengucapkan kata-kata tersebut. Aku langsung pergi meninggalkan mereka berdua tanpa menoleh ke belakang.

Tuhan masih melindungiku. Terima kasih Tuhan. Ini menjadi pelajaran buatku untuk selalu waspada dan semakin hati-hati menilai orang. Apakah dia tulus ingin berbuat baik atau dia punya maksud terselubung di balik itu semua.

Pertama kali menginjakkan kaki di tanah Lombok, hatiku buncah dengan ucapan syukur. My dream years ago comes true.

Aku langsung nanya angkutan umum ke Mataram kepada seorang pedagang di Lembar. Si ibu bilang jam segini (jam 7 malam) sudah tidak ada lagi angkutan umum. Aku lupa ini Lombok bukan Jakarta. Disini angkutan umum sudah tidak ada setelah jam 5 sore. Lalu ada tukang ojek yang menawarkan jasa. Setelah setuju mengenai harganya. Aku pun memutuskan naik ojek. Si tukang ojek tanya apakah aku mau langsung ke Senggigi. Karena aku buta mengenai peta Lombok dan tidak punya perencanaan yang jelas, aku memilih menginap di Mataram. Kupikir Senggigi itu jauh, makanya tawarannya kutolak.

Di Mataram, yang pertama kali kulakukan adalah mencari penginapan bersama si tukang ojek. Kami keliling kota cari penginapan yang sesuai dengan keinginanku. Malam pertamaku di kota seribu mesjid ini, entah kenapa, aku tidak merasa sebagai orang baru disini. Padahal ini pertama kalinya aku kesini.

Perjalanan ini seperti sebuah keajaiban di hidupku. Aku pergi melancong seorang diri ke tempat yang sama sekali tidak pernah aku datangi dan tidak aku kenal sama sekali. Aku update status Facebook untuk mengabarkan kepada sahabat-sahabatku bahwa aku baik-baik saja di tempat antah berantah ini. Besok aku akan ke Gili Trawangan. Huhu... aku sudah tidak sabar. Petualangan hari ini cukup sampai disini dulu, aku lelah sekali dan ingin tidur. Dan lagi sekarang sudah jam 11 malam.

Perjalanan pertama ini kemudian membawaku ke perjalanan berikutnya.

Comments

  1. have done read your story :)
    lintang dari milis ibp

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai Dini.. makasih udah baca blog aku. Ntar di waktu senggang aku mo baca blog kamu juga :)

      Salam

      Delete
  2. wah...sukur gak kena perangkap tuh laki2 ya mba..
    memang sbg solo traveler apalagi wanita harus extra hati2.
    beruntung waktu aku solo traveler ke Lombok tidak sempat bertemu dengan orang2 macam itu.

    salam solo,
    WiWi

    ReplyDelete
  3. iya benar mba wiwi. mgkn lebih tepatnya selalu gunakan naluri utk menilai org, dan jangan cpt percaya ama org, tapi tetap ramah aja.

    tapi so far, setelah semuanya udah berlalu, perjalanan itu sangat menyenangkan loh mba, dan pengen solo traveling lagi hehe...

    ReplyDelete
  4. waah jadi pengen nyobain solo travelling :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai Lotus... gimana udah nyobain solo traveling?
      Bagi-bagi cerita dong...

      Salam

      Delete
  5. kakak boleh minta CP kakak atau email kakak kah?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai Erfan... aku punya akun Facebook ama Twitter, namanya Asina Siagian. Coba cari disitu aja. Jangan kasih alamat email atau hp disini hehe...

      Delete
  6. Wah mbak, kereeeen jadi solo traveler, kapan2 sy mau ngikutin jejaknya mbak.
    Salam kenal dari Mataram :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai Sherly... salam kenal...
      Pergilah solo traveling, abis itu perhatikan perubahan dalam diri kamu.

      Ngomong2 punya Facebook kah? Minggu depan aku mau jalan-jalan ke Gili Trawangan. Mungkin aja kita bisa ketemuan di Mataram.

      Salam dari Jakarta :)

      Delete
  7. Wahhh... saya baru mau nyari pasangan buat ke lombok nih. Rencananya tanggal 26-28 agustus besok T_T

    Solo traveling juga sih, dan jujur agak keder.. hehe..T_T

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo... kalo awal2 sih agak2 takut. Mungkin yg penting kita harus selalu waspada tapi tetap menikmati perjalanan. Gitu kali ya hehe...

      Udah banyak yg jalan sendiri di lombok. Jd lombok seharusnya udah cukup aman bagi yg jalan sendiri.

      Aku traveling dr tanggal 13-21 agustus.. hmmm... waktu kita gak pas ya :D

      Delete
    2. Halo... kalo awal2 sih agak2 takut. Mungkin yg penting kita harus selalu waspada tapi tetap menikmati perjalanan. Gitu kali ya hehe...

      Udah banyak yg jalan sendiri di lombok. Jd lombok seharusnya udah cukup aman bagi yg jalan sendiri.

      Aku traveling dr tanggal 13-21 agustus.. hmmm... waktu kita gak pas ya :D

      Delete
  8. Replies
    1. Agustus kmrn aku ke Bali dan Gili Trawangan 9 hari. Sekalian ketemuan ama teman lama dari perancis.

      btw salam kenal ya :)

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

[Bahasa Italia] Apa Kabar?

[Bahasa Italia] Ucapan Salam

Setahun Setelah Keliling Indonesia