Kehidupan Yang Tertukar

Dulu ketika aku berumur 23 tahun, aku sering mengaku sudah berumur  27 tahun supaya orang lain mengira aku sudah dewasa. Sekarang ketika aku 30 tahun, aku malah ingin mengaku masih 23.

Dulu aku tidak berperilaku layaknya perempuan umur 23 tahun yang seharusnya dengan penuh semangat mengejar hasratnya, mencari pengalaman sebanyak-banyaknya, serta belajar dari pengalaman-pengalaman tersebut. Memang waktu itu aku bergaul dengan teman-temanku yang kebanyakan berumur 30 tahunan. Mungkin pergaulan membuatku jadi lebih cepat tua dibandingkan umurku. Seiring dengan berjalannya waktu, ada yang menikah, ada yang pindah ke luar kota, ada juga yang ke luar negeri, ada yang pindah kerja entah kemana, pada akhirnya pertemanan kami pun bubar (walaupun masih eksis di dunia maya).

Sekarang (setiap hari) aku lebih banyak menghabiskan waktu di kampus dengan anak-anak berumur 20 - 25 tahun. Energi kemudaan mereka berimbas ke dalam diriku membuatku jadi ingin kembali muda biar berasa seumuran dengan mereka. Aku cukup beruntung memiliki wajah yang awet muda. Tidak pernah ada yang menyangka perbedaaan umur kami cukup jauh karena kalau cuma dilihat dari wajah kelihatannya seperti sebaya.

Aku tidak pernah menyangka kehidupan membawaku dengan cara begini. Aku selalu merasa di dalam kehidupan manusia berlaku hukum tabur-tuai atau istilahnya karma. Apa yang kau tabur hari ini, suatu hari akan dituai. Untung dulu aku selalu menghormati teman-temanku yang berumur 30 tahunan itu. Makanya sekarang aku tidak pernah sekalipun mendapat perlakuan yang tidak mengenakkan dari teman-teman. Entahlah, aku tidak tahu apa yang ada di dalam pikiran mereka. Lagian buat apa aku pusing dengan apa yang mereka pikirkan?! Selama tidak diutarakan langsung, aku tidak perlu berasumsi negatif.

Comments

Popular posts from this blog

[Bahasa Italia] Apa Kabar?

[Bahasa Italia] Ucapan Salam

Setahun Setelah Keliling Indonesia