Selamat Hari Ibu Internasional
Hari Ibu Internasional selalu dirayakan pada hari Minggu ke-2 setiap bulan Mei. Tahun 2014, hari Ibu Internasional jatuh pada tanggal 11 Mei.
Ibuku meninggal dunia di usia 49 tahun. Kepergian ibuku membuatku depresi berat. Aku kehilangan tujuan hidupku. Aku kehilangan semangat hidupku.
"Aku juga ingin pergi bersamamu mak. Aku sudah tidak kuat lagi."
Empat tahun sudah setelah kepergian ibuku dan aku sudah iklas. Aku sudah kembali normal. Hmmm, maksudku aku sudah tidak depresi lagi. Tapi aku berubah 180 derajat. Aku bukan lagi aku yang dulu.
Ada penyesalan yang akan kubawa seumur hidup. Ketika ibuku masih hidup, aku belum sempat mengucapkan terima kasih banyak sudah membesarkan dengan baik dan penuh cinta kasih. Aku juga belum sempat minta maaf karena ketika aku masih remaja aku selalu melawan ibuku. Sebenarnya aku sudah merencanakan untuk mengatakan semua itu secara langsung. Setelah 3 tahun tidak pulang ke rumah, aku sudah merencanakan ketika aku akan pulang nanti, aku akan mencium kaki ibuku dan mengatakan semua ucapan terima kasih dan permintaan maaf kepada beliau.
Pada kenyataannya, aku pulang untuk mengantarkan mayat ibuku ke kuburan. Aku tidak sempat mengatakan semua kata-kata yang sudah kurangkai.
Mak, semoga jiwamu tenang di alam sana. Engkau adalah sosok perempuan yang luar biasa. Seorang ibu yang seorang diri membesarkan anak-anaknya selama belasan tahun.
Mak, terima kasih banyak sudah membesarku sampai seperti ini. Menjadi wanita yang luar biasa walaupun bukan dinilai dari karir. Mungkin aku memang bukan wanita yang punya karir yang hebat. Tapi aku adalah wanita yang bahagia dan itu tidak lepas dari didikan di dalam rumah. Aku merasa luar biasa karena sebagai manusia aku mempunyai nilai-nilai di dalam hidupku. Aku juga merasa luar biasa karena aku memiliki arti.
Selamat hari Ibu Internasional untuk ibu-ibu yang ada di muka bumi ini. Kalian adalah sosok perempuan-perempuan yang hebat. Suatu hari nanti kami para lajang ini pun akan seperti kalian.
Ibuku meninggal dunia di usia 49 tahun. Kepergian ibuku membuatku depresi berat. Aku kehilangan tujuan hidupku. Aku kehilangan semangat hidupku.
"Aku juga ingin pergi bersamamu mak. Aku sudah tidak kuat lagi."
Empat tahun sudah setelah kepergian ibuku dan aku sudah iklas. Aku sudah kembali normal. Hmmm, maksudku aku sudah tidak depresi lagi. Tapi aku berubah 180 derajat. Aku bukan lagi aku yang dulu.
Ada penyesalan yang akan kubawa seumur hidup. Ketika ibuku masih hidup, aku belum sempat mengucapkan terima kasih banyak sudah membesarkan dengan baik dan penuh cinta kasih. Aku juga belum sempat minta maaf karena ketika aku masih remaja aku selalu melawan ibuku. Sebenarnya aku sudah merencanakan untuk mengatakan semua itu secara langsung. Setelah 3 tahun tidak pulang ke rumah, aku sudah merencanakan ketika aku akan pulang nanti, aku akan mencium kaki ibuku dan mengatakan semua ucapan terima kasih dan permintaan maaf kepada beliau.
Pada kenyataannya, aku pulang untuk mengantarkan mayat ibuku ke kuburan. Aku tidak sempat mengatakan semua kata-kata yang sudah kurangkai.
Mak, semoga jiwamu tenang di alam sana. Engkau adalah sosok perempuan yang luar biasa. Seorang ibu yang seorang diri membesarkan anak-anaknya selama belasan tahun.
Mak, terima kasih banyak sudah membesarku sampai seperti ini. Menjadi wanita yang luar biasa walaupun bukan dinilai dari karir. Mungkin aku memang bukan wanita yang punya karir yang hebat. Tapi aku adalah wanita yang bahagia dan itu tidak lepas dari didikan di dalam rumah. Aku merasa luar biasa karena sebagai manusia aku mempunyai nilai-nilai di dalam hidupku. Aku juga merasa luar biasa karena aku memiliki arti.
Selamat hari Ibu Internasional untuk ibu-ibu yang ada di muka bumi ini. Kalian adalah sosok perempuan-perempuan yang hebat. Suatu hari nanti kami para lajang ini pun akan seperti kalian.
Comments
Post a Comment