Kehilangan Tanah Leluhur

Aku pernah berlibur di pulau Moyo selama 8 hari. Pulau Moyo adalah sebuah pulau di sebelah utara pulau Sumbawa, NTB. Kalau masih ada yang tidak tahu pulau Sumbawa, silahkan buka Google dan cari petanya disana.

Walaupun pulau ini tidak terkenal, namun ada resor bintang 5 disana. Beberapa orang selebriti dunia pernah menginap disana. Setiap kali aku berbincang-bincang dengan orang desa, mereka akan sangat bangga mengatakan bahwa Lady Dy sudah pernah ke pulau mereka. Hmmm, kalau dipikir-pikir orang dari Inggris sudah pernah ke Moyo, masakan orang Indonesia sendiri tidak pernah ke Moyo? (iya gak sih)

Ada seorang penduduk desa yang dengan bangganya mengatakan bahwa dia sudah menjual banyak tanah di pulau itu kepada orang asing. Lalu temanku mengatakan bahwa tanah-tanah yang ada di pinggir pantai sudah bukan milik penduduk pulau lagi. Ya ampun, mereka-mereka ini orang bodoh atau serakah sebenarnya?

Mungkin saat ini mereka bisa menikmati uang ratusan juta setelah menjual tanah. Mereka akan menjadi orang kaya dalam waktu yang singkat. Tapi berapa lama mereka bisa menjadi orang kaya dengan uang tadi? Atau apakah mereka langsung menghabiskan uang tersebut untuk membeli barang-barang yang tidak bisa menghasilkan uang?

Sepertinya mereka tidak tahu bahwa kota Jakarta tercinta ini dulunya adalah tanah orang Betawi. Entah apa dulu alasan orang-orang Betawi menjual tanah-tanah mereka. Sekarang, saat ini, apakah Jakarta masih menjadi tanah orang Betawi? Seberapa banyak orang Betawi yang masih punya tanah di Jakarta ini?

Apakah orang-orang Moyo itu mau seperti orang Betawi yang tidak lagi punya tanah di kampung halamannya sendiri?

Comments

Popular posts from this blog

[Bahasa Italia] Apa Kabar?

[Bahasa Italia] Ucapan Salam

[Bahasa Italia] Kata Sifat