Cinta Beda Keyakinan

Aku tidak pernah membayangkan akan jatuh cinta dengan cowok yang memiliki keyakinan yang berbeda denganku. Aku yakin hubungan kami akan berjalan dengan baik, namun dia tidak yakin. Hehe... bukan keyakinan yang seperti itu yang kumaksud. Yang kumaksudkan adalah beda agama.

Ini bukan pertama kalinya aku jatuh cinta dengan cowok yang beda agama. Dua tahun yang lalu, aku jatuh cinta dengan seorang cowok lokal ketika aku sedang berlibur di Bali. Walaupun itu menjadi percintaan yang sangat singkat namun pada waktu itu aku benar-benar menyukai cowok Bali itu. Wajahnya ganteng dan aku semakin menyadari kegantengannya ketika dia menolongku tanpa pamrih.

Kisah yang berikutnya ini terjadi di Fasilkom Universitas Indonesia. Seperti kisah-kisah percintaan yang ada di film-film, awalnya sih biasa saja. Dari awal aku sudah tahu kami beda agama dan aku lebih tua beberapa tahun. Tapi sepertinya dia belum mengetahuinya. Padahal kan seharusnya, di awal-awal kita menyukai orang lain, kita sudah harus mengetahui hal-hal mendasar tentang orang tersebut.

Singkat cerita, tanpa kusadari akhirnya aku pun mulai menyukainya. Semuanya terjadi begitu saja. Lalu sepertinya dia pun pada akhirnya mengetahui bahwa di antara kami terlalu banyak perbedaan dan dia memilih mundur. Kadang-kadang kalau kami tiba-tiba bertemu, masih terlihat samar-samar di wajahnya bahwa dia masih menyukaiku. Tapi mungkin itu adalah ekspresi menyukai sebagai teman.

Aku tidak menyesal sedikit pun sempat menyukai cowok yang lebih muda dariku ditambah beda keyakinan pula. Kali ini keyakinan yang kumaksud adalah dia tidak yakin bisa menjalin hubungan dengan seorang perempuan yang lebih tua darinya ditambah beda agama.

Walaupun aku tidak sempat mengenal dirinya lebih jauh, namun aku senang bisa jatuh cinta lagi. Terakhir kali aku jatuh cinta itu tahun 2009. Ah, sepertinya aku berbohong karena di awal tulisan ini aku sempat mengatakan bahwa dua tahun yang lalu aku jatuh cinta kepada cowok Bali. Percintaan itu begitu singkat - hanya dua minggu, bahkan lebih singkat dari umur jagung - makanya aku seringkali melupakan kisah itu.

sumber foto: oddee.com
Ada sebuah kisah di Belanda dimana suami dan istri memiliki perbedaan keyakinan. Ketika pasangan suami istri ini pada akhirnya meninggal, makam kedua dipisahkan oleh sebuah tembok yang memisahkan pemakaman Kristen dan pemakaman Katolik. Kemudian, keturunannya membuat sebuah tangan pada masing-masing pusara dan kedua tangan tersebut saling menggemgam satu sama lain sebagai pertanda walaupun di bumi ini pusara mereka dipisahkan oleh tembok namun jiwa mereka sudah bersatu di alam sana.

Banyak yang berhasil menjalin hubungan beda agama, banyak juga yang tidak berhasil. Namun sepertinya, dari awal kita sudah harus memiliki keyakinan apakah hubungan ini akan membawa kepada kebahagian atau malah memberikan lebih banyak penderitaan.

Comments

Popular posts from this blog

[Bahasa Italia] Apa Kabar?

[Bahasa Italia] Ucapan Salam

Setahun Setelah Keliling Indonesia