Angkutan Umum
Pernah seseorang mengatakan begini, "Bagaimana mungkin warga Jakarta mau naik angkutan umum, orang angkutan umumnya tidak layak dan tidak nyaman?!"
Aku heran sebenarnya orang itu sedang berbicara angkutan umum yang mana. Kalau angkutan umum seperti Kopaja atau Metro Mini mungkin memang ada yang tidak layak lagi beroperasi. Tapi kan sekarang sudah banyak angkutan umum AC kalau memang tidak suka yang kelas ekonomi.
Aku adalah salah satu pengguna jasa angkutan umum. Salah satu alasannya karena aku tidak punya kendaraan pribadi. Alasan kedua aku tidak berniat membeli kendaraan pribadi.
Pernah suatu kali aku ada wawancara kerja di Plaza Indonesia. Si pewawancara bertanya padaku apakah aku naik mobil atau angkutan umum. Lalu kujawab bahwa aku naik bus Transjakarta. Lalu dia bertanya padaku apakah aku punya kendaraan pribadi. Kujawab tidak punya. Lalu dia bertanya lagi apakah aku tidak berniat punya kendaraan pribadi. Kemudian kujawab bahwa aku adalah salah satu pendukung Jakarta bebas macet. Jika aku punya kendaraan pribadi berarti aku tidak konsisten dengan prinsip hidupku tadi. Terlihat samar, si pewawancara yang duduk di depanku itu tersenyum malu.
Sebenarnya aku tidak ingin menyindirnya. Mungkin memang banyak orang Jakarta yang tidak menginginkan Jakarta bebas macet. Makanya ketika ada promosi mobil murah. Orang-orang langsung berbondong-bondong membelinya. Mobil-mobil murah itu pun langsung habis terjual layaknya kacang goreng.
Kembali ke topik angkutan umum. Entah berapa banyak warga Jakarta yang selalu berpikiran bahwa angkutan umum tidak nyaman hanya untuk membela dirinya supaya bisa naik mobil pribadinya.
Sebenarnya apa arti ketidaknyamanan? Apakah berdiri berdesak-desakan di dalam angkutan umum? Atau duduk berjam-jam di mobil pribadi karena jalanan macet parah?
Kadang-kadang aku berpikir bagaimana jika seandainya kita seperti Jepang. Pajak kendaraan dibuat sangat tinggi sehingga yang punya mobil pribadi hanyalah pejabat dan pengusaha yang sangat kaya raya.
Aku mengacungkan jempol untuk manajemen PT. KAI. Sekarang naik kereta sudah agak nyaman sedikit dibandingkan tahun lalu. Direkturnya mengatakan bahwa sekarang tujuan bisnis mereka tidak lagi hanya sekedar mencari keuntungan tapi yang terpenting adalah kenyamanan penumpang. Salut pak dan semoga terus ditingkatkan.
Aku heran sebenarnya orang itu sedang berbicara angkutan umum yang mana. Kalau angkutan umum seperti Kopaja atau Metro Mini mungkin memang ada yang tidak layak lagi beroperasi. Tapi kan sekarang sudah banyak angkutan umum AC kalau memang tidak suka yang kelas ekonomi.
Aku adalah salah satu pengguna jasa angkutan umum. Salah satu alasannya karena aku tidak punya kendaraan pribadi. Alasan kedua aku tidak berniat membeli kendaraan pribadi.
Pernah suatu kali aku ada wawancara kerja di Plaza Indonesia. Si pewawancara bertanya padaku apakah aku naik mobil atau angkutan umum. Lalu kujawab bahwa aku naik bus Transjakarta. Lalu dia bertanya padaku apakah aku punya kendaraan pribadi. Kujawab tidak punya. Lalu dia bertanya lagi apakah aku tidak berniat punya kendaraan pribadi. Kemudian kujawab bahwa aku adalah salah satu pendukung Jakarta bebas macet. Jika aku punya kendaraan pribadi berarti aku tidak konsisten dengan prinsip hidupku tadi. Terlihat samar, si pewawancara yang duduk di depanku itu tersenyum malu.
Sebenarnya aku tidak ingin menyindirnya. Mungkin memang banyak orang Jakarta yang tidak menginginkan Jakarta bebas macet. Makanya ketika ada promosi mobil murah. Orang-orang langsung berbondong-bondong membelinya. Mobil-mobil murah itu pun langsung habis terjual layaknya kacang goreng.
Kembali ke topik angkutan umum. Entah berapa banyak warga Jakarta yang selalu berpikiran bahwa angkutan umum tidak nyaman hanya untuk membela dirinya supaya bisa naik mobil pribadinya.
Sebenarnya apa arti ketidaknyamanan? Apakah berdiri berdesak-desakan di dalam angkutan umum? Atau duduk berjam-jam di mobil pribadi karena jalanan macet parah?
Kadang-kadang aku berpikir bagaimana jika seandainya kita seperti Jepang. Pajak kendaraan dibuat sangat tinggi sehingga yang punya mobil pribadi hanyalah pejabat dan pengusaha yang sangat kaya raya.
Aku mengacungkan jempol untuk manajemen PT. KAI. Sekarang naik kereta sudah agak nyaman sedikit dibandingkan tahun lalu. Direkturnya mengatakan bahwa sekarang tujuan bisnis mereka tidak lagi hanya sekedar mencari keuntungan tapi yang terpenting adalah kenyamanan penumpang. Salut pak dan semoga terus ditingkatkan.
Comments
Post a Comment