Resolusi Tahun 2014

sumber: us.123rf.com
Aku berhenti membuat resolusi pada tahun 2008. Terlalu banyak hal yang menyakitkan terjadi dan semuanya itu berawal dari resolusi yang kubuat pada tanggal 31 Desember 2007. Sejak saat itu, sekiranya aku membuat resolusi pun hanya ada satu hal yang benar-benar aku inginkan yaitu badai-badai pencobaan tidak lagi mengusikku dan mengizinkanku hidup dengan tenang.

Sebentar lagi kita akan memasuki tahun 2014. Pengalaman hidup 6 tahun terakhir telah membuatku menjadi manusia yang lebih tegar dan pelajaran yang kupetik adalah bahwa hidup akan terasa lebih mudah dijalani ketika kita mempunyai tujuan hidup yang jelas. Makanya sekarang aku memberanikan diri lagi untuk membuat resolusi tahun baru.

Pertama-tama adalah menentukan prioritas hidup. Kalau di tahun 2012, satu-satunya hal yang kuinginkan adalah mewujudkan impian masa kecilku yaitu memuaskan hasrat berpetualang dan mengembara ke tempat-tempat baru. Lalu di sepanjang tahun 2013 ini, aku mencurahkan hampir seluruh perhatianku untuk kuliah. Sekarang sudah saatnya aku mengganti prioritas. Kalau tahun 2013, 60% - 40% untuk kuliah dan pekerjaan, di tahun 2014 menjadi 40% - 60%.

Ada 17 dari 30 hal yang ingin kulakukan sebelum umur 30 yang belum terwujud. Salah satunya adalah menikah. Beberapa hari lagi umurku genap 29 tahun. Jadi, satu-satunya kesempatanku untuk mewujudkannya hanyalah di tahun 2014. Sebenarnya untuk hal ini aku tidak dapat mengatakan apapun selain hanya berserah kepada langit untuk menuntun jodohku kepadaku.

Targetku menikah adalah umur 27. Makanya ketika umur 26 aku berdoa dengan kusuknya supaya hal itu menjadi kenyataan. Dan sekarang aku tinggal menghitung hari untuk melepaskan umur 28 ini, aku belum juga tahu siapa jodohku. Seorang pria yang kukenal tahun lalu dan menurut yang bersangkutan dia sangat mengagumiku dan menginginkan diriku, pada akhirnya melepaskanku begitu saja. Perjalanan setahun lebih sepertinya baginya adalah hal yang perlu diakhiri. Dia menyerah, sementara aku tidak mau meninggalkan kehidupanku yang sekarang. Hei, bagaimana mungkin aku bisa melakukannya, aku sudah mengeluarkan uang puluhan juta untuk biaya pendidikanku. Kalau uang itu adalah uang jajanku sehari sih lain ceritanya, masalahnya uang itu hasil jerih payah menabung selama setahun.

Seorang teman kerjaku bercerita bahwa seumur hidupnya dia belum pernah berpacaran. Ketika dia sudah begitu inginnya menikah, dia mengenal wanita itu. Setelah yakin akan pilihan hatinya, mereka pun menikah. Dia mengatakan bahwa jika kita sudah benar-benar ingin menikah, jodoh itu pasti akan datang dengan sendirinya.

Kata-kata teman kerjaku tersebut cukup menghibur hatiku. Dari segi umur dan kesiapan hati, aku sendiri sudah yakin sudah saatnya untuk menikah. Semua hal yang ingin kulakukan (sangat-sangat ingin kulakukan) di saat aku masih lajang yaitu pergi keliling Indonesia (2012), menantang diri sendiri untuk mendobrak batasan-batasan di dalam diri ini, dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Semuanya sudah menjadi kenyataan. Aku sudah sangat puas menjalani kehidupan lajangku. Tidak ada hal lain yang sangat ingin kulakukan sebelum menikah kecuali mewujudkan pernikahan itu sendiri.

Jalan-jalan tidak masuk ke dalam daftar resolusi yang kubuat. Kerja sambil kuliah saja sudah merupakan perjalanan yang tak kunjung berakhir. Mungkin bagi yang tidak pernah mengalaminya, tidak akan pernah tahu bagaimana capeknya melakukan dua hal sekaligus. Senin sampai Jumat, aku harus bekerja selama 40 jam. Senin sampai Sabtu aku ada kelas. Hari Minggu bukanlah waktunya beristirahat melainkan mengerjakan tugas-tugas kuliah. Dalam seminggu terakhir, atasanku marah besar kepadaku sebanyak tiga kali. Kemarahan itu meluap sebagai puncak aku yang tidak produktif bekerja selama UAS (ujian akhir semester) dua minggu yang lalu. Aku sadar sepenuhnya ini adalah kesalahanku yang kurang bisa mengelola waktu dan menjaga fokus. Sempat terbersit dalam benak ini untuk mengambil cuti kuliah, tapi kemudian aku memutuskan lebih baik mengganti urutan prioritas hidup. Karena bagaimanapun meraih gelar sarjana ini adalah impian masa kecilku dan aku tidak ingin menundanya lagi.

Di tahun 2014, aku akan mulai serius menekuni hobi menulisku. Salah satunya menulis novel. Sebenarnya sudah sejak lama, aku ingin jadi seorang novelis, tapi karena satu dan lain hal akhirnya selalu tertunda. Seiring waktu, keinginan itu muncul lagi ke permukaan dan kupikir memang sudah waktunya mulai serius merintis jalan sebagai seorang novelis.

Yang terakhir yang masuk ke dalam daftar resolusiku adalah menerapkan pola hidup sehat dan menerapkan strategi belajar yang baru supaya aku bisa mempertahankan IPK (indeks prestasi kumulatif) tetap dalam rentang cum laude.

Setelah aku lulus kuliah di tahun 2015 nanti, ada hal lain yang ingin kulakukan lebih dari sekedar melakukan perjalanan. Aku ingin melakukan sesuatu hal yang cukup menantang, mengobarkan kembali jiwa petualangan ini, mewujudkan impian, dan memenuhi panggilan jiwa. Aku ingin berbagi dengan orang lain. Aku ingin hidupku juga bisa berguna bagi orang lain. Jadi, sampai waktunya tiba nanti, aku harus sabar menunggu sambil mempersiapkan mental.

Berikut ada beberapa pesan yang aku kutip dari film New Year's Eve.
Apa yang akan kau lakukan hari ini jika kau tahu kau takkan gagal?
Pergi dan lakukanlah.... Miliki keyakinan dan dengarkan kata hatimu.
Banyak hal yang tidak bisa kita kendalikan di dunia ini yang akan selalu kita ingat seperti gempa bumi, bencana alam, dan fenomena lainnya. Tapi yang paling penting diingat adalah ketika kita memaafkan, kesempatan kedua, dan awal baru.
Ngomong-ngomong, lagu latar yang sedang Anda dengar ini berjudul Auld Lang Syne yang dinyanyikan oleh Lea Michele. Ketika mendengar suaranya yang lembut, seakan turut membawa kita ke dunia alam bawah sadar dan mengingatkan kita apa saja yang sudah kita lakukan dan belum kita lakukan di masa-masa yang silam. Lagu ini adalah sebuah lagu lama yang biasanya dinyanyikan di detik-detik pergantian tahun.

Semoga tahun yang baru membawa harapan-harapan baru untuk kehidupan yang lebih baik. Berani melakukan hal-hal baru. Tidak lagi menunda.


Selamat tahun baru
Depok, 30 Desember 2013

Comments

Popular posts from this blog

[Bahasa Italia] Apa Kabar?

[Bahasa Italia] Ucapan Salam

Setahun Setelah Keliling Indonesia