19) Kuliner di Siantar

Salah satu kuliner terbaik di Siantar adalah mie pangsit. Ya, Siantar adalah surganya mie pangsit. Saking terkenalnya bahkan di Jakarta aku pernah melihat beberapa tempat makan dengan nama Bakmi Siantar. Bedanya, rumah makan Bakmi Siantar yang ada di Jakarta mengandung babi, sementara rumah makan di Siantar belum tentu ada babinya. Supaya lebih yakin sebaiknya ditanyakan dulu kepada pemiliknya sebelum dimakan.

Malam pertama aku di Siantar, aku diajak ibu temanku makan mie pangsit di dekat Pasar Parluasan. Rasanya top markotop seperti kata Pak Bondan (hehe). Ketika aku menghirup udara malam, aku jadi terkenang masa lalu. Aku benar-benar merindukan kota kecil ini. Disinilah aku melewatkan masa kecilku.

Keesokan harinya, aku jalan-jalan keliling kota, mengenang kembali kehidupanku di masa lalu. Dan salah satu misi utamaku adalah mencicipi salah satu mie pangsit di daerah Simpang Empat. Simpang Empat sangat terkenal di kalangan para pecinta mie pangsit. Hmmm, enak sekali.

Mie Pangsit
(foto: kaskus.co.id)

Di lain kesempatan, aku ditraktir ibu temanku makan mie pangsit di sekitar jalan Sutomo. Tak kalah enaknya. Sebenarnya banyak sekali tempat makan mie pangsit yang sangat enak. Di dalam pasar Horas ada juga mie pangsit langganan ibuku. Selain itu di sepanjang jalan Bandung banyak sekali yang jual mie pangsit. Selama di Siantar, hari-hariku benar-benar tidak jauh dari mie pangsit, haha.

Selain mie pangsit, Siantar juga terkenal dengan roti Ganda. Roti ini sangat terkenal dan memang sangat enak. Roti ini hanya bisa ditemukan di toko Ganda yang berlokasi di jalan Sutomo. Roti yang dijual di toko ini sudah terkenal dengan kualitasnya.

Roti Ganda
(foto: rumaholeholeh.wordpress.com)
Pegawai toko sibuk melayani pelanggan
(foto: hariansumutpos.com)
Roti Ganda sebenarnya adalah roti biasa. Sepertinya isinya yang membuatnya berbeda. Ada 2 pilihan yaitu srikaya atau seres. Karena selain ingin napak tilas, misi utamaku di kota ini adalah makan sepuas-puasnya, jadi entah sudah berapa kali aku membeli roti Ganda ini.

Siantar memang surganya makanan. Di malam hari, kita bisa menikmati bermacam-macam kudapan di daerah Siantar Square atau Pujasera.

Sekitar 4 hari di Siantar, berat badanku naik beberapa kilo. Tapi tidak menjadi masalah, toh aku tidak akan bisa menikmati hidup seperti ini setiap hari. Apalagi jika aku kembali ke Jakarta. Dari awal aku memang sudah merencanakan ingin menikmati liburanku di Siantar dengan makan, makan, dan makan.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

[Bahasa Italia] Apa Kabar?

[Bahasa Italia] Ucapan Salam

[Bahasa Italia] Kata Sifat