2) Pulang Kampung

Setelah pulang dari liburanku di gili Trawangan dan Bali, aku jadi punya hobi baru yaitu melancong ke tempat-tempat baru. Aku sudah merencanakan untuk keliling Indonesia dan dunia. Ada sebuah pepatah yang mengatakan sebelum engkau mencoba mengenal orang lain, kenalilah dulu dirimu sendiri. Berbekal dari pepatah ini, maka aku pun memutuskan sebelum menjelajah tempat-tempat lain yang ada di muka bumi ini, aku ingin memulainya dengan menjelajah kampung halamanku yaitu Sumatra Utara.

Pulang kampung sudah menjadi tradisi di masyarakat Indonesia. Pulang kampung biasanya dilakukan pada musim liburan terutama pada saat hari raya agama. Dan hal inilah yang membuat banyak teman-temanku yang bertanya-tanya kenapa aku pulang kampung padahal bukan lagi libur Lebaran atau Natal? Apakah akan ada acara lamaran?

Aku ingin merealisasikan rencana keliling Sumatra Utara di bulan September. Kenapa September? Karena tanggal 27 September 2011 bertepatan dengan setahun kematian ibuku. Pada tanggal tersebut aku ingin jiarah di makam kedua orang tuaku. Selain itu, September adalah low season, jadi harga tiket tidak mahal dan harga-harga lainnya juga normal. Tidak ada acara lamar-melamar. Hei, bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi karena aku belum punya pasangan.

Peta Sumatra Utara
Jumat, 16 September aku sudah tidak berkonsentrasi pada pekerjaanku. Pikiranku sudah di Sumatra Utara. Untunglah semua tugas bisa kuselesaikan pada pukul 6 sore. Lalu aku buru-buru pulang. Aku sudah tidak sabar ingin memulai petualanganku di Sumatra Utara selama 16 hari ke depan.

Aku sengaja mencari penerbangan jam 7 pagi. Kali ini aku tidak mau terlambat tiba di bandara. Ketinggalan pesawat dan terpaksa beli tiket baru seperti yang kualami ketika aku ke Bali beberapa bulan yang lalu cukup menjadi pelajaran.

Di pesawat, ketika pilot mengumumkan bahwa kami akan segera mendarat di bandara Polonia, air mataku tiba-tiba jatuh tanpa bisa kubendung. Aku teringat beberapa tahun yang lalu aku sama sekali tidak punya uang untuk pulang kampung. Lalu pada akhirnya aku pulang kampung hanya untuk melihat mayat ibuku. Aku tak kuasa menahan air mataku yang terus bercucuran. Perasaanku campur aduk, antara sedih dan senang. Aku sedih karena orang tuaku yang ingin sekali kulihat saat aku pulang kampung sudah tiada. Sekaligus aku senang sekali memiliki kesempatan yang indah ini untuk berlibur di kampung halaman.

Setelah pesawat mendarat di bandara Polonia, Medan, aku masih terisak-isak. Rasanya seperti mimpi. Aku sekarang sudah berada di Sumatra Utara. Senang rasanya menginjakkan kaki di tanah yang sudah kutinggalkan sejak tahun 2005 silam.

Di bandara, aku dijemput oleh adikku. Senang melihatnya dalam keadaan sehat. Sebelum meninggalkan bandara, aku beli tiket ke Nias. Aku diantar adikku ke sebuah terminal, setelah itu dia buru-buru pergi karena harus kembali bekerja. Dari terminal tersebut, aku naik sudako (angkutan umum) ke terminal Pinang Baris.

Di sudako, ada seorang ibu menanyakan tujuanku. Kujawab aku ingin ke Tangkahan. Si ibu menyarankanku menunggu bus Pembangunan Semesta di Kampung Lalang. Di Kampung Lalang, aku bertanya kepada seorang ibu dimana bus Pembangunan Semesta yang ke Tangkahan. Si ibu menjawab, "Jalan saja sikit lagi."

Karena tadi ibu tersebut mengatakan sikit (sedikit) lagi, jadi seharusnya tidak terlalu jauh, paling sekitar 10 meter lagi. Ketika aku hendak melangkah pergi, aku melihat bus yang ada di depan mataku dengan tulisan Tangkahan. Ya ampun, ternyata yang dimaksud dengan sikit lagi itu kira-kira 5 langkah. Oalah.

Untunglah aku dapat bus, karena jarang sekali bus yang sampai ke Tangkahan. Lebih sering bus berhenti di Simpang Robert, jadi bagi yang ingin melanjutkan perjalanan ke Tangkahan bisa naik ojek. Selain itu, bus ke Tangkahan cuma sekali sehari, berangkat dari terminal Pinang Baris pukul 10.30. Jadi, kalau aku ketinggalan bus, aku harus menunggu bus keesokan harinya. Aku benar-benar merasa bersyukur karena langit pun sedang berpihak padaku.

Bus mengetem lama di Kampung Lalang, tapi itu tidak menjadi masalah. Yang penting sekarang aku berada di dalam bus.

Comments

Popular posts from this blog

[Bahasa Italia] Apa Kabar?

[Bahasa Italia] Ucapan Salam

Setahun Setelah Keliling Indonesia