Ini surga... kataku

Macam-macam cara orang mendeskripsikan suatu tempat yang indah dan menyenangkan seperti the hidden paradise, the real heaven, atau the last paradise.

Bagiku, surga adalah ketika berada di tempat-tempat berikut:

1. Tangkahan - Langkat - Sumut
Aku bilang surga karena tempat ini hening (saking heningnya aku bisa dengar suara hutan), jauh dari keramaian, semua serba hijau. Melihat ke depan warna hijau, melihat ke belakang warna hijau, melihat ke kiri atau kanan warna hijau.

Pertama kali aku mencoba backpacking, inilah tempat tujuanku yang pertama. Kesan pertama di tempat pertama yang begitu menyenangkan membuat seluruh perjalanan 16 hari di Sumatra Utara menjadi menyenangkan juga.

Pemandangan dari depan penginapan di Tangkahan
Hal-hal yang bisa kita lakukan disini adalah tubing (rafting dengan menggunakan ban), berenang di air terjun, jungle trekking with elephant, treking ke desa, mandi di hot spring.

Momen favoritku disini adalah tidur di hammock (I really love it) dan duduk santai di tepi sungai di depan penginapan. Aku cukup terkenal di kalangan pemudanya, mungkin karena untuk standar turis lokal aku cukup lama menghabiskan waktu disini.

2. Tanjung Puting - Kumai - Kalteng
Aku bilang surga karena tempat ini sangat damai, hening, dan penduduknya yang sangat ramah.

Awalnya aku tidak begitu tertarik ke tempat ini karena setelah baca banyak ulasan dari orang-orang, kita harus menyewa kelotok sebesar 750 ribu sampai sejuta per hari untuk menyusuri sungai Sekonyer. Oh gosh, itu harga yang sangat mahal untuk ukuran turis kere sepertiku.

Menyusuri sungai Sekonyer, Tanjung Puting
Hal-hal yang bisa kita lakukan disini adalah melihat orang utan (ada 3 feeding center yaitu Tanjung Harapan, Pondok Tanggui, dan Camp Leakey). Karena tipikal hutannya lembab kita bisa melihat banyak sekali jenis anggrek, bahkan anggrek hitam juga ada. Sayang waktu aku disana, anggrek hitamnya belum berbunga. Menjelang malam kita bisa melihat banyak sekali kunang-kunang di Sungai Sekonyer.

Momen favoritku adalah sore hari duduk-duduk di tepi sungai di depan rumah sambil menikmati bekantan sedang bermain-main di dahan pohon. Atau ketika dibawa menyusuri sungai, di kiri kanan kita bisa melihat hutan serta segala jenis makhluk penghuninya.

3. Cemoro Lawang - Bromo - Jawa Timur
Tempat ini tidak masuk ke dalam itenari perjalananku. Tapi ketika akhirnya aku sampai di desa ini, aku kaget, desa ini persis sama seperti yang ada di dalam mimpiku ketika aku berada di Berau, Kalimantan Timur sebulan sebelumnya. Desa ini sangat sangat indah. Benar-benar sangat indah.

Cemoro Lawang di pagi hari
Hal-hal yang bisa kita lakukan adalah melihat matahari terbit di Pananjakan, ikut tur ke Bromo, atau jalan-jalan keliling desa.

Momen favoritku disini adalah menikmati suasana desa yang indah. Aku benar-benar berharap bisa datang lagi dan menikmati desa ini sampai puas.

4. Amed - Bali Timur
Disini aku tinggal di rumah teman. Dia memiliki rumah yg sempurna. Rumahnya kecil dengan dua kamar dan persis di tepi pantai. Setiap malam, selalu ada wanita dengan pakaian Bali berdoa di depan rumah dan meletakan bunga-bunga di teras.

Sawah yang baru selesai dipanen, Amed
Hal-hal yang bisa kita lakukan disini adalah snorkeling, diving, jalan-jalan ke desa, menikmati persawahan dan bentangan alam Amed yang sangat indah.

Momen favoritku adalah jam 6 pagi menikmati matahari yang muncul dari depan rumah. Di sore hari jalan-jalan bersama temanku ke desa. Hal gila yang kami lakukan adalah kami sama-sama suka mandi di sungai (sebenarnya bukan persis sebuah sungai, lebih ke aliran air) yang hampir kering.

Di desa, anak-anak kecil selalu teriak "Hello Mister". Karena temanku sudah sering jalan-jalan ke desa, jadi dia merasa biasa saja dengan teriakan anak-anak tersebut. Awalnya aku hanya ingin tinggal 3 hari, di hari terakhir temanku tanya apakah aku mau tinggal lebih lama. Tentu saja aku iyakan, karena aku jatuh cinta kepada Amed.

5. Pulau Moyo - Sumbawa - NTB
Semuanya ada disini. Kalau suka hutan, disini ada hutan dan air terjun dengan airnya yang berwarna hijau toska (wow, indah sekali). Kalau suka pantai, disini pun ada banyak pantai yang indah. Kalau suka kehidupan tradisional, bisa jalan-jalan di desa yang mana masyarakatnya mayoritas nelayan.

Air terjun Dumbai, Moyo
Yang biasa dilakukan pelancong disini adalah di air terjun Dumbai ada sebuah tali , kita bisa berayun-ayun di tali lalu loncat ke air. Sensasinya membuat jantung berdebar-debar tapi sangat menyenangkan dan bikin ketagihan. Aku juga mencobanya beberapa kali. Selain mandi di Dumbai, banyak yang datang menyelam maupun snorkeling.

Penduduknya sangat sangat ramah. Aku sering kali mendapat undangan untuk makan atau tidur di rumah dari penduduk desa. Pertama kali aku menghabiskan waktu di salah satu rumah warga, aku dimarahin oleh ibu (hostku di Moyo) karena penduduk desa masih percaya mistis, ibu takut aku diguna-guna melalui makanan atau rambutku diambil ketika tidur. Awalnya aku cuma mau tiga hari ikut hostku di Sumbawa Besar untuk membeli kerbau dan sapi disini. Tapi kemudian ibu bilang tiga hari terlalu cepat, tinggal saja disini paling tidak dua minggu. Akhirnya aku hanya bisa tinggal delapan hari.

6. Desa Waerebo - Manggarai - NTT
Ketika anak kecil yang menjadi pemanduku mengatakan bahwa desa yang terlihat di kejauhan itu adalah Waerebo, aku langsung terpesona. Dari jauh saja sudah kelihatan indah. Dan ketika sudah tiba di desa aku merasakan aura yang damai dan sejuk. Ini benar-benar surga. Jerih payahku hingga sampai ke tempat ini terbayar sudah.

Aku bilang kepada bapak pemilik penginapan di Denge bahwa aku akan menginap di Waerebo untuk dua atau tiga hari, tapi pada akhirnya aku baru turun ke Denge setelah seminggu. Aku betah tinggal disana.

Desa Waerebo
Dari Denge ke Waerebo benar-benar membutuhkan perjuangan besar (paling tidak bagiku), walaupun jaraknya hanya 9 km, tapi aku menempuhnya dengan waktu 4,5 jam. Aku bukanlah seorang pendaki, bukan pula trekker, aku sempat nyaris putus asa dan ingin kembali ke Denge. Hanya orang-orang yang benar-benar berjiwa petualang yang bisa menikmati perjalanan ke Waerebo.

Momen favoritku adalah bertamu dari rumah ke rumah, memetik kopi di kebun, dan duduk santai di depan rumah utama menikmati suasana pegunungan yang damai.

7. Desa Takpala - Alor - NTT
Pertama kali datang ke desa ini, aku bilang kepada penduduk desa bahwa aku ingin menginap untuk dua hari saja dan paling lama dua malam. Di malam pertama, aku berbincang-bincang dengan tuan rumah. Mereka malah mengundangku untuk tinggal paling tidak dua bulan. Tersentuh oleh kebaikan tuan rumah dan juga seluruh penduduk desa, akhirnya aku tinggal di desa ini selama dua minggu.

Disini surga. Suasana desa begitu damai dan sejuk. Kita juga bisa melihat laut. Penduduk desa selalu dengan tangan terbuka menerima tamu yang datang, siapapun mereka.

Yang paling aku kagumi dari penduduk desa ini adalah hampir setiap hari turis datang baik itu turis manca negara maupun turis lokal, tapi mereka tidak berubah. Mereka tetaplah orang desa yang baik hatinya, tulus, ramah, dan apa adanya. Aku tanya kepada mereka kenapa mereka tidak berubah. Mereka jawab buat apa berubah, beginilah kami dari nenek moyang hingga sekarang.

Seorang nenek sedang mengupas asam di desa Takpala
Mungkin tidak ada yang bisa dilakukan desa selain menikmati desa yang damai dan sejuk serta keramahan penduduknya. Tapi di Alor, banyak hal bisa kita lakukan seperti diving, snorkeling, banyak pantai yang bagus, atau keliling pulau Alor.

Momen favoritku di Alor adalah dua minggu yang begitu berkesan di Takpala, seminggu yang menyenangkan di Kepa, menyelam (Alor adalah tempat terbaik untuk menyelam), dan mendapat teman-teman baru (para penyelam dari berbagai manca negara) yang menyenangkan di Kepa.

8. Gili Trawangan - Lombok - NTB
Gili Trawangan sangat bertolak belakang dengan tempat-tempat yang kusebutkan di atas, yang merupakan tempat yang damai dan sunyi. Gili Trawangan adalah party island.

Disinilah aku mengalami pengalaman spiritual yang tak akan terlupakan dan membuatku jatuh cinta kepada traveling. Disini jugalah tiba-tiba tercetus ide untuk keliling Indonesia. Aku fokus dengan impianku, aku menabung, aku melatih keberanian dengan beberapa kali melakukan solo traveling. Pucuk dicinta ulam pun tiba, ketika aku siap, kesempatan untuk keliling Indonesia pun menjadi kenyataan.

Salah satu pantai di Gili Trawangan
Hal-hal yang bisa kita lakukan disini adalah berpesta, menyelam, snorkeling, keliling pulau (bisa dengan jalan kaki, naik cidomo, atau naik sepeda), menikmati sunset dan sunrise, islands trip (ke Gili Air dan Gili Meno), dan berjemur. Bagi pecinta pantai dan pesta, disini adalah surga.

Momen favoritku adalah berjemur di pantai, mengelilingi pulau dengan menyusuri pantai ke pantai, dan duduk di atas bukit menikmati pemandangan alam yang begitu indah.

Surga itu ternyata bukan di langit, tapi ada di bumi ini. Selamat tahun baru 2013.


Comments

Popular posts from this blog

[Bahasa Italia] Apa Kabar?

[Bahasa Italia] Ucapan Salam

Setahun Setelah Keliling Indonesia