[Bali] Keseragaman di Penglipuran
Bli Putu bilang bahwa di daerah Bangli ada sebuah desa tradisional. Masih jarang turis yang tahu tempat ini. Dia tanya padaku apakah aku tertarik melihat desa tradisional. Tentu saja aku tertarik.
Ketika kami memasuki desa, ada banyak sekali orang di balai. Bli Putu mengajakku terus jalan. Bli Putu menjelaskan disini rumah-rumahnya bentuknya sama. Dan ini sudah ada sejak zaman nenek moyang. Keseragaman rumah-rumah disini membuat desa ini menjadi unik. Pemerintah daerah melihat hal ini bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan. [Dan memang di tahun 2012, di forum-forum traveling, mulai banyak cerita mengenai desa Penglipuran ini.]
Di ujung desa, tepatnya di sebuah pura, kami duduk-duduk sejenak sambil membicarakan mengenai adat-istiadat orang Bali. Adat-istiadat orang Bali tidak bisa dipisahkan dengan agama Hindu. Setiap rumah pasti memiliki pura. Selain itu, di setiap desa pasti terdapat pura umum, tempat untuk melakukan upacara-upacara keagamaan.
Setelah cukup lama ngobrol-ngobrol dengan Bli Putu, selain itu perut juga sudah mulai berasa keroncongan, kami pun memutuskan untuk melanjutkan perjalanan.
Bli Putu menunjukkan bentuk rumah yang satu dengan yang lain hampir sama. Dari ujung desa sampai ujung desa yang satunya lagi aku perhatikan memang bentuk rumahnya mirip. Sebenarnya bentuk gapuranya yang mirip, bukan bentuk rumahnya. Di setiap gapura rumah, selalu ada daftar anggota keluarga di rumah tersebut. Hampir setiap keluarga memiliki dua atau tiga anak. Dan di sebuah rumah bisa terdapat dua kepala keluarga.
Desa ini kecil. Tidak berasa ternyata kami sudah melihat seluruh rumah di desa ini.
"Kita jalan mba?"
"Iya bli, kita cari makan aja. Saya sudah lapar sekali."
Desa Penglipuran |
Di ujung desa, tepatnya di sebuah pura, kami duduk-duduk sejenak sambil membicarakan mengenai adat-istiadat orang Bali. Adat-istiadat orang Bali tidak bisa dipisahkan dengan agama Hindu. Setiap rumah pasti memiliki pura. Selain itu, di setiap desa pasti terdapat pura umum, tempat untuk melakukan upacara-upacara keagamaan.
Setelah cukup lama ngobrol-ngobrol dengan Bli Putu, selain itu perut juga sudah mulai berasa keroncongan, kami pun memutuskan untuk melanjutkan perjalanan.
Rumah di Penglipuran |
Desa ini kecil. Tidak berasa ternyata kami sudah melihat seluruh rumah di desa ini.
"Kita jalan mba?"
"Iya bli, kita cari makan aja. Saya sudah lapar sekali."
Comments
Post a Comment