[Bali] Candidasa kota turis yang sepi

Setelah makan sate lilit (hmmmm, enak sekali) di pertigaan Karangasem, kami pun melanjutkan perjalanan. Bli Putu bilang kepadaku bahwa Candidasa sudah dekat. Dan ternyata memang benar. Tak lama kemudian aku melihat baliho dengan tulisan 'Welcome to Candidasa'. Jadi sekarang kami sudah tiba di Candidasa.

Jarang sekali aku mendengar Candidasa sebagai daerah tujuan wisata. Bahkan di beberapa brosur paket tur Bali yang ada di dalam tasku tidak pernah muncul nama Candidasa.

Baliho selamat datang di Candidasa
"Mba mau nginap dimana?"
"Saya belum tahu bli. Bisa ga ya bli sekalian kita cari penginapan murah?"
"Bisa mba."

Setelah cukup lama sambil lihat kiri dan kanan, ternyata kami sudah jauh dari kawasan wisatanya.
"Bli kayanya disini ga penginapan lagi deh?!"
"Iya mba, penginapannya cuma ada di sekitar yang kita lewati tadi."
"Kita balik lagi kesana bli?"
"Iya mba."

Bli Putu bilang kepadaku bahwa kita bisa tahu harga kamar dari nama penginapannya. Makanya ketika kami melihat tulisan hotel, villa, cottage, kami lewati saja. Aku sendiri yakin tidak akan mau di kamar yang mahal. Lalu kami melihat sebuah guest house. Managernya mengatakan bahwa harga kamarnya 250 ribu. Aku coba tawar, dia bilang hanya bisa sampai di harga 200 ribu. Alamak mahal juga ya.

Inilah resiko kalau ingin berwisata ke tempat yang kurang terkenal. Standar harganya tidak bersahabat dengan budget traveler seperti aku ini. Tapi di satu sisi, justru disitu sensasinya. Kita melakukan apa yang orang kebanyakan tidak lakukan.

Lalu kami melihat sebuah homestay. Kamarnya sangat-sangat sederhana dan tidak bersih. Ok, cukup sudah kamar yang tidak nyaman. Pengalaman di Kuta cukup jadi pembelajaran. Walaupun pemandangan dari depan kamar bagus, langsung menghadap pantai, tapi aku tidak akan menginap di kamar ini. Tidak akan.

Nah, di ujung jalan di dekat baliho 'Welcome to Candidasa' kami melihat tulisan 'Ari homestay with free big breakfast'. Baiklah aku mau cek dulu bagaimana kondisi kamarnya. Hmmmm, lumayan juga kamarnya. Dan harganya 150 ribu. Ok. Aku putuskan untuk menginap disini.

Walaupun belum pas delapan jam aku memakai jasa bli Putu, tapi kupikir sudah cukup sampai disini. Aku cukup puas hari ini. Berkeliling Bali. Melihat sisi lain Bali yang bukan pantai. Dan lagi bli Putu sangat baik hari ini. Aku mengucapkan terima kasih banyak ke bli Putu dan mengatakan bahwa perjalanan hari ini cukup sampai disini saja.

Aku ingin menikmati kota Candidasa yang kecil ini. Disini sepi, kendaraan jarang yang lalu lalang. Di depan kamar aku bisa melihat pantai. Pantai ini sebenarnya biasa saja. Namun banyak sekali orang-orang yang datang untuk menikmati pantai yang tidak indah ini. Dari depan kamar aku bisa melihat banyak sekali pasangan yang duduk-duduk di tepi pantai. Bahkan ada beberapa rombongan lengkap dengan tikar dan bekal makanan.

Mungkin setiap orang memang punya selera yang berbeda. Contohnya pantai ini. Aku bilang pantai ini sama sekali tidak indah namun begitu banyak sekali orang yang menikmatinya. Di dalam hati aku ingin sekali bilang ke mereka, "Hei, apa yang kalian nikmati disini? Pergi! Cari pantai yang indah, yang pasirnya putih! Pasti banyak di sekitar sini." Tapi ya sudahlah itu bukan urusanku. Biarkanlah orang menikmati sesuatu dengan caranya sendiri.

Setelah makan malam, aku kembali ke penginapan dan duduk di ruang depan. Di ruangan depan, ada semacam perpustakaan kecil. Menurut istri pemilik penginapan, buku-buku ini dijual oleh para wisatawan asing yang sedang kehabisan uang. Dulu aku berpikir bahwa hanya orang yang memiliki uang banyak yang bisa berlibur. Ternyata kenyataannya tidak seperti itu. Banyak orang pergi melancong memiliki tekat yang lebih besar dibandingkan dengan uang yang milikinya.

Di Candidasa, penginapan ini termasuk murah dan nyaman. Dan sepertinya penginapan ini cukup disukai para wisawatan. Di dinding, aku melihat banyak sekali testimoni dari orang-orang yang pernah menginap disini. Ada yang bahkan sudah dua kali menginap disini.

Ketika sedang melihat-lihat peta Bali, tiba-tiba datang seorang pria.
"Hallo."
"Hallo."
"Oh, it's a nice place, huh?!"
(Ngapain dia pakai bahasa Inggris? Mukaku kan jelas-jelas wajah wanita Indonesia.)
"Are you a guest here?"
(Idih, sok sekali orang ini pakai bahasa Inggris. Sudah lah pakai bahasa Indonesia saja, lebih enak pakai bahasa Indonesia.)
"Iya aku tamu disini. Kamu juga kan?"
"Pardon?"
"Kamu dari mana?"
"Hmmm, what?"
"Are you Indonesian?"
"No."
"So where you come from?"
"From Thailand."

O la la, padahal tadi aku sempat berburuk sangka terhadapnya. Aku pikir dia pria Indonesia yang sok-sokan pakai bahasa Inggris biar terlihat keren.

"Owh Thailand."
"Yes Thailand. Have you been in Thailand?"
"Yeah, last year my friend and I had a vacation in Phuket."
"Oh Puket. It's like Bali. A tourist place."
"Yeah, yeah."
"So where you live in Thailand?"
"In Bangkok. And you from?"
"Jakarta"
"Oh a big city girl."
"Yeah. You too, from the capital."
"You have a very good English."
"Oh yeah, I have learnt English since 9 years old. You too, your English is good. You know when I was in Phuket, I got mad of the locals because they can not speak English. And I can not speak Thai. I only know 'kapunka'. That's it."
"Yeah. Most of Thai can not speak English. Lucky me, I work for a multinational company. So I practise my English at work."
"It's good."
"Yes."

Krid, pria Thailand ini kemudian mentraktirku sebotol minuman. Ketika dia memberikan botol minuman kepadaku, tiba-tiba dia menariknya kembali. Dia ambil tisu lalu mengelap bibir botol. Ternyata dia adalah seorang yang higinis. Sambil minum, kami membicarakan banyak hal.

Krid bercerita bahwa ke Bali adalah impian terbesarnya. Tahun lalu dia ke Bali untuk yang pertama kalinya, bersama ibunya. Karena ibunya sudah tua, jadi mereka ikut paket tur. Tahun ini dia ingin kembali ke Bali, tapi kali ini dia ingin bertualang sendiri. Dia ingin mengelilingi pulau Bali dengan motor. Lalu dia sewa motor di Kuta. Setelah sepanjang hari ini dia menjelajahi Bali Selatan dan sekarang dia ada di Candidasa untuk bermalam. Lalu besok dia akan menjelajahi Bali Timur dan bermalam di Singaraja. Hari berikutnya menjelajahi Bali Utara dan bermalam di Gilimanuk. Lalu hari berikutnya lagi dia akan menjelajahi Bali Barat dan kembali ke Kuta. Setelah itu pulang.

Dia mengajakku untuk ikut bersamanya. Aku sempat tergoda. Namun, aku ingat lagi, bahwa misiku kali ini adalah ingin menikmati Virgin Beach. Aku harus tetap fokus pada tujuan awalku.

Tiba-tiba dia mengajakku ke pantai. Di pantai, mungkin karena anginnya terlalu kencang, dia terus memegang tanganku dengan erat. Karena cuacanya sangat tidak bersabahat kami kembali ke penginapan. Di tangga menuju penginapan, dia tanya, "So what tonite?"
"Nothing."
"Nothing?"
"Yes, nothing. I have to sleep now. Because tomorrow I wanna see the sunrise. I don't wanna miss it. Good nite."
"Good nite."
"See you tomorrow morning. And have a nice sleep."

Comments

Popular posts from this blog

[Bahasa Italia] Apa Kabar?

[Bahasa Italia] Ucapan Salam

[Bahasa Italia] Kata Sifat