[Bali] Bermalam di Kuta

Seluruh dunia tahu pantai Kuta. Dan pantai yang begitu terkenal ini adalah pantai yang indah. Tapi justru karena pantai ini sangat terkenal makanya aku tidak ingin kesini. Loh. Semua orang dari berbagai belahan dunia ada disini. Aku tidak terlalu menyukai keramaian. Tapi karena pesawatku tiba sore hari di Ngurah Rai, makanya aku terpaksa harus menginap di Kuta malam ini dan melanjutkan perjalanan besok pagi.

Di bandara, aku tanya ongkos taksi ke Kuta. Sopir taksinya bilang 100 ribu. Mahal juga, padahal kan Kuta dekat. Lalu aku jalan menuju pintu keluar, mudah-mudahan dapat taksi yang lebih murah. Di dekat pintu keluar, ada seorang laki-laki menawarkan taksi, "Taksi?"
"Bli berapa kalau mau ke Kuta?"
"50 ribu."
"Ga bisa lebih murah bli?"
"Memang segitu mba harganya. Kalau di dalam lebih mahal lagi, bisa 100 ribu."
"Ok deh bli. Ke Kuta ya."

"Mba di Kuta nginap dimana?"
"Saya belum tahu bli. Kita ke gang Poppies 2 aja. Katanya disana banyak penginapan murah."
"Iya mba, disana memang tempat penginapan murah. Mba tujuannya mau kemana?"
"Oh sebenarnya saya mau ke Candidasa bli, daerah Karangasem."
"Mau naik apa kesana mba?"
"Saya belum tahu bli. Saya sebenarnya mau naik angkutan umum tapi saya tidak tahu bagaimana kesana. Jadi mungkin saya mau naik taksi saja."
"Saya bisa antar mba."

"Mba kita sudah sampai di Kuta. Mau nginap dimana?"
"Aduh bli, turunin saja saya di Poppies 2, nanti saya cari penginapan sendiri."
"Mba kenapa ga nginap di Denpasar saja? Kamarnya bagus dan AC, 150 ribu. Dan lagi dekat ke terminal. Saya bisa antar kesana sekarang."
"Ga usah bli, saya nginap di Kuta aja."

Aku adalah orang yang tidak terlalu spontan, jadi kalau ada perubahan mendadak aku bisa bingung.

"Oh ya bli, kalau paket tur gitu berapa ya per hari?"
"Biasanya sih mba, harganya 500 ribu. 8 jam. Tapi karena sekarang lagi sepi turis, saya kasih 350 ribu saja."
"Saya pengen keliling Bali bli karena saya tidak terlalu kenal Bali. Tapi nanti terakhir saya diantar ke Candidasa bukan ke Kuta ini lagi."
"Oh boleh mba."
"Begini aja bli, kalau jadi besok pagi saya telepon ya."
"Ok mba, tapi kalau bisa sebelum jam 9 ya. Jadi jam 9 kita sudah jalan."
"Baiklah bli. Makasih banyak ya."

Kuta Bali
Aku pun turun dari mobil. Aku dapat penginapan murah di gang Poppies 2 seharga 60 ribu. Penginapannya biasa saja. Yah, namanya juga penginapan murah.

Berhubung sekarang sudah jam 7 malam, aku pun keluar jalan-jalan sekalian cari makan malam. Aku lihat KFC ramai sekali. Jadi aku memutuskan makan di Flapjaks, sebuah restoran barat. Harga makan malamku hampir 200 ribu, tapi harga penginapanku 60 ribu. Ckckckckck.

Ketika aku sedang jalan dan melewati beberapa pemuda lokal yang sedang bersenda gurau, lalu salah seorang dari mereka berkata, "Mba tidur sama saya saja malam ini?" Heh, apa maksudnya? Aku mengabaikan mereka. Dasar anak muda kurang kerjaan.

Di pinggir jalan aku lihat sebuah stan dengan tulisan 'kapal cepat ke Gili'. Iseng-iseng aku tanya harga kapal cepat ke Gili Trawangan. Sekali jalan 350 ribu, tapi kalau pp 500 ribu dan bersifat open ticket yang artinya aku bisa kapan saja kembali ke Bali asal maksimum dua hari sebelumnya aku memberitahu akan pulang.

Aku tanya pemuda itu darimana asalnya karena perawakannya tidak seperti orang Bali. Dan pemuda itu mengatakan bahwa dia berasal dari Flores. Lalu dia bercerita bahwa dia pernah kerja di Labuan Bajo. Flores adalah tempat yang ingin sekali kudatangi, makanya aku cukup tertarik mendengarkan kisahnya. Aku tanya tempat-tempat mana saja yang bagus di sekitar Labuan Bajo serta penginapan yang murah tapi bersih. Dia merekomendasikan banyak hal padaku dan semuanya aku simpan di dalam kepalaku dan berharap suatu hari nanti aku akan pergi kesana. Harus kesana karena Flores sudah berteriak-teriak di dalam kepalaku untuk segera datang

Ketika aku kembali ke penginapan, ada seorang pemudi sedang duduk di depan kamarku. Aku sempat ragu apakah aku salah kamar. Ketika dia sadar bahwa yang punya kamar sudah datang, dia minta izin untuk duduk di depan kamarku. Aku mempersilahkannya dengan senang hati.

Kami kenalan dan ngobrol-ngobrol. Dia sedang menunggu pacarnya. Pacarnya orang Italia berumur 65 tahun. Kalau aku tidak salah menebak, pemudi ini berumur sekitar 25 tahun. Mudah-mudah sih tidak salah tebak karena dia merokok dan minum. Rokok dan alkohol sering kali membuat wajah orang cepat tua.

Dia sudah lima bulan tinggal di Bali. Aku tanya apa pekerjaannya? Dia tidak punya pekerjaan. Dan bagaimana dia bisa hidup? Dia harus mencari seorang pria bule yang mau tidur dengannya, dengan demikian dia punya tempat untuk tidur. Lalu dia hanya perlu mengikuti kemana pun bule itu pergi dan kalau saatnya makan, pria bule itu yang akan membayar.

Baru-baru ini dia punya masalah. Mantan pacarnya yang orang Australia tiba-tiba pulang ke negaranya padahal dia sudah berjanji akan menikahinya. Ibu kos sudah marah-marah kepadanya karena belum bayar uang kos selama 3 bulan. Selain itu sewa motor selama 3 bulan juga belum dibayar. Singkat cerita dia kabur karena memang tidak punya uang untuk membayar itu semua.

Sekarang dia bersyukur punya pacar orang Italia, walaupun pelit tapi paling tidak dia bisa sedikit bernafas lega sekarang. Dia memberitahu beberapa tip untuk mendapatkan pacar bule dan bagaimana supaya dia mau menikahi kita. Lalu dia bilang aku bisa mencobanya. Dengan sopan aku katakan bahwa aku bukan perempuan seperti itu. Aku punya pekerjaan yang bagus di Jakarta dan dibayar mahal, jadi aku tidak perlu melakukan seperti yang dia lakukan.

Tip-tip yang dia berikan untuk mendapatkan pacar bule memang masuk akal. Kalau dia tahu tip dan trik tersebut, tapi kenapa sampai hari ini dia belum juga dinikahi pria bule? Malah seperti ceritanya tadi, dia baru saja ditinggal begitu saja oleh pria Australia brengsek itu? Tentu tidak masuk akal kalau seorang pria sudah sangat mencintai seorang wanita dan berjanji akan menikahi tiba-tiba saja dia pergi begitu saja tanpa kabar.

Aku tanya dia tinggal dimana di Jakarta? Pondok Indah. Pondok Indah adalah sebuah kawasan perumahan mewah di Jakarta Selatan. Tanpa bermaksud merendahkan pemudi ini, pakaian serta cara dia mengenakannya sangat tidak mencerminkan dia tinggal di Pondok Indah. Apalagi setelah mendengar kisah-kisahnya barusan, sangat tidak mungkin anak orang kaya dari Pondok Indah melakukan hal-hal seperti ini.

Setelah cukup lama ngobrol-ngobrol, tiba-tiba dia bilang bahwa pacarnya memanggilnya, jadi sudah waktunya untuk 'tidur'. Kami saling mengucapkan selamat tinggal. Aku pun masuk ke dalam kamarku. Besok pagi aku harus bangun cepat karena jam 9 aku akan keliling Bali bersama bli Putu, sopir taksi tadi.

Comments

  1. Wah Lucu Postingan Perjalanan Ke Balinya. Salam Kenal Gan Ya,. Mau Numpang Share Juga neh. Mau Promoin Rental Mobil Murah Di Bali. Seandainya Agan Dan Pembaca Web Ini Berniat Ke Bali Lagi dan Butuh Jasa Sewa Mobil Murah Untuk Berwisata Di Bali Termasuk Sopir bisa Kontak Saya di AGP SEWA MOBIL MURAH DI KUTA LEGIAN SEMINYAK BALI Semoga Info Ini Membantu

    ReplyDelete
  2. Saya jadi ketagihan
    menyaksikan video ini
    jadi pengen Baca selengkapnya...

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

[Bahasa Italia] Apa Kabar?

[Bahasa Italia] Ucapan Salam

[Bahasa Italia] Kata Sifat