12> Kisah polisi ganteng

Senang sekali rasanya, akhirnya ketemu juga dengan sahabatku. Sahabatku ini bernama Jesica, dia adalah kakak kelasku waktu masih kuliah dulu. Bulan lalu dia pindah ke Bali berhubung dia mendapat pekerjaan baru disini.

Karena sekarang dia tinggal di Bali, aku pun memutuskan ingin berlibur di pulau dewata ini. Lalu kemudian ada perubahan rencana, aku juga ingin ke Lombok. Tadinya aku berharap kami liburan bersama di Lombok, tapi ternyata dia tidak bisa. Akhirnya, aku pergi sendiri ke Lombok. Tapi sekarang kami sudah ketemu dan aku ingin bersenang-senang bersamanya menikmati Ubud.

Di Ubud Center, kami duduk di sebuah cafe. Sepanjang hari, kami ngobrol banyak hal. Kami saling bertukar kabar seolah-olah kami sudah bertahun-tahun tidak ketemu padahal bulan lalu kami terakhir ketemuan. Kami juga sama-sama tertawa mengenai kejadian semalam. Awalnya kupikir dia kesal sekali karena sudah terlalu lama menunggu lalu mematikan handphonenya. Sementara dia juga berusaha meneleponku tapi handphoneku tidak aktif. Dia menunggu kabar dariku namun aku tidak kunjung mengabarinya baik itu via telepon atau SMS. Entah bagaimana bisa secara kebetulan dalam waktu yang bersamaan handphoneku dan handphonenya sama-sama mati karena habis batere.

"Gimana rasanya kak tinggal di Ubud? Menyenangkan ga?"
"Menyenangkanlah. Enak tinggal disini, tapi agak membosankan."
"Kenapa? Kok bisa?"
"Yah, aku kan kesini mo kerja bukan liburan. Dan yah beginilah Ubud."

Begitulah kesan temanku ini mengenai Ubud. Lalu aku tanya apakah ada pria yang menarik hatinya disini, di Ubud. Dia bilang belum ada. Lalu dia cerita bahwa dia pernah melihat seorang pria yang sangat mirip dengan Keanu Reeves. Antara percaya dan tidak percaya, benarkah pria yang dilihatnya itu adalah Keanu Reeves yang sedang berlibur di Bali? Temanku ini sangat memuja bintang Hollywood ganteng yang satu ini. Seandainya Keanu Reeves memaksa untuk menikahi temanku ini, dia tidak akan menolak sama sekali. Dengan senang hati dia mau dipaksa menikah dengan Keanu Reeves (Keanu Reeves yang jualan bakso di Ciputat barangkali maksudnya ya??? ^_^).

Keanu Reeves
Temanku ini kemudian mengarang sebuah cerita mengenai pria yang mirip Keanu Reeves tersebut. Ketika dia melihat pria itu, pria itu pun kemudian melihatnya lalu mereka saling jatuh cinta. Singkat cerita mereka menikah. Mereka hidup bahagia selamanya. Hanya satu yang ditakutkan oleh temanku, dia takut semua ini hanyalah mimpi. Dan kalau itu memang mimpi, dia tidak ingin bangun selamanya (lah... padahal di dalam mimpi pun cerita ini tidak pernah terjadi *nyengir*).

Topik mengenai Keanu Reeves tidak ada habis-habisnya. Sepanjang hari, perut kami terus-menerus dikocok karena Keanu Reeves ini. Karena terlalu banyak tertawa, air mataku sampai jatuh. Bisa-bisanya kami membicarakan pria ganteng ini seolah-olah dia adalah teman atau kerabat kami. Mungkin saat ini dia sedang bersin-bersin karena ada dua wanita (tukang khayal tingkat tinggi) sedang membicarakan dirinya.

Setelah sore, kami pulang ke rumah temanku. Hal pertama yang kulakukan adalah mandi, aku belum mandi dari tadi pagi. Hihi. Ketika berangkat dari Saba tadi pagi, aku hanya sikat gigi dan cuci muka. Memang aku ditawarin mandi ama hostku, tapi karena tempatnya terlalu terbuka, aku pun tidak jadi mandi. Setelah mandi, kami pun keluar menikmati Ubud.

Salah satu kendala berlibur di Bali adalah angkutan umum. Bahkan di Ubud tidak ada angkutan umum sama sekali. Kemana-mana kami selalu naik taksi. Lupakan liburan dengan budget rendah.

Aku mengajak temanku ke Pasar Sukawati. Dengar-dengar kalau mau belanja murah disanalah tempatnya. Lalu kami memutuskan besok pagi kami akan pergi kesana.

Pagi-pagi dengan semangatnya kami bangun, mandi lalu berangkat. Kami sudah menunggu sekitar 30 menit, namun tidak ada taksi yang lewat. Nyaris putus asa, temanku lalu ingat ojek langganannya. Setelah ditelepon, ojek pun datang. Temanku mengatakan kepada tukang ojeknya bahwa kami berdua ingin ke Ubud Center. Si mba tukang ojeknya bilang dia bisa membawa dua orang sekaligus. Temanku memastikan apakah itu tidak jadi masalah, tukang ojeknya bilang tidak. Dia sudah biasa bawa 2 orang sekaligus.

Bonceng tiga menuju Ubud Center
Berkali-kali aku tanya ke temanku apakah bonceng tiga itu tidak jadi masalah disini. Dan temanku selalu jawab si tukang ojek sudah bilang tidak masalah berarti memang tidak jadi masalah. Bukan sok suci, aku hanya merasa seharusnya peraturan adalah peraturan dan kita harus taat. Tapi aku tak punya pilihan selain ikut saja. Aku masih menduga-duga mungkin karena ini adalah Bali makanya peraturan lalu lintas tidak diterapkan disini.

Sesampainya di Ubud Center, seorang pria dengan seragam polisi dan kaca mata hitam datang menghampiri kami. Dia minta SIM ke tukang ojek. Si mba tukang ojek bilang ketinggalan di rumah, tadi dia buru-buru jadi lupa bawa SIM. Sang polisi menjelaskan bahwa kami baru saja melakukan tindakan yang melanggar peraturan lalu lintas. Jujur, aku sedikit panik. Aku sedang liburan. Aku tidak ingin punya masalah, cukup kejadian di Senggigi yang bikin aku trauma. Jangan ada kejadian lain lagi.

Polisi: "Mba harus ikut ke kantor polisi!"
Tukang ojek: "Haaaa..."
Polisi: "Mba sudah melanggar peraturan lalu lintas. Jadi mba harus ikut memberi pertanggungjawaban di kantor polisi."
Jesica: "Pak, sebenarnya mba ini ga salah. Kami yang salah, kami yang memaksa mba ini."
Polisi: "Begini mba. Mba ini yang bawa motor, seharusnya dia sudah tahu peraturan lalu lintas. Dan dia baru saja melanggar peraturan."
Jesica: "Iya pak kita tau itu. Tapi yang salah itu kami. Jadi kalau mau bawa ke kantor polisi, bawa saja kami."
Polisi: "Begini mba. Siapa yang salah dia yang bertanggung jawab. Motor ini harus ikut dibawa ke kantor polisi!"
Jesica: "Iya pak. Tapi disini yang salah itu kami. Jadi kami saja yang dibawa."
Polisi: "Mba... tadi saya melihat mba ini yang terbukti bersalah karena melanggar peraturan."
Jesica: "Kami saja yang dibawa pak. Apapun resikonya, kami akan bertanggung jawab. Jadi kami saja yang dibawa bukan mba ini."
Polisi: "Kalian ngapain disini?"
Jesica: "Kami lagi liburan."
Polisi: "Asal kalian dari mana?"
Jesica: "Dari Jakarta."
Polisi: "Kalian sudah bekerja?"
Jesica: "Sudah pak."
Polisi: "Dimana kalian kerja?"
Aku: "Menara Jamsostek."
Polisi: "Ya sudah, kalau begitu. Lain kali jangan berbuat seperti ini lagi ya!"
Tukang ojek: "Makasih pak. Makasih pak."
Jesica: "Makasih ya pak."
Aku: "Makasih pak polisi."

Lalu tukang ojek pamit pulang. Aku dan temanku masuk ke sebuah mini market karena ingin membeli sesuatu.

Sambil menunggu bis yang ke Pasar Sukawati, temanku bilang begini, "Ngomong-ngomong ganteng juga ya polisi tadi."
"Hehe, iya bener kak. Ganteng ya."
"Tapi kok dari tadi dia ga buka kaca matanya ya?! Gimana ya waktu dia buka kaca matanya ternyata aslinya ga seganteng yang kita lihat tadi?!"
"Hahaha, iya juga ya kak. Gimana ya tampangnya kalau kaca matanya udah dibuka?!"
"Hehe... ngomong-ngomong, gimana kalau tadi kita jadi dibawa ke kantor polisi?! Abis itu, kita yang ga mau disuruh pulang ama polisi ganteng itu."
"Hahahahaha...."

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

[Bahasa Italia] Apa Kabar?

[Bahasa Italia] Ucapan Salam

[Bahasa Italia] Kata Sifat