Weekend di pulau Sepa
Sebelumnya aku sudah diinfo oleh mas Yeyen untuk tiba di pelabuhan Marina Ancol pukul 7:30 WIB dan keberangkatan kapal pukul 8:00. Namun aku salah memperhitungkan waktu, tadinya aku kira dari Pancoran ke Ancol bisa ditempuh dalam waktu 1 jam, ternyata aku lupa di hari sabtu Jakarta bisa macet juga.
Mas Saca berulang kali sms dan telpon menanyakan posisiku. Aku tiba di dermaga #19 pukul 8:05. Fiuhhh, untunglah mereka masih menungguku. Aku agak malu sih, keberangkatan jadi tidak on-time gara-gara aku terlambat. Aku hanya bisa berucap, "Maaf ya, maaf ya."
Setelah duduk manis di dalam kapal, aku langsung pasang musik dan tidak lama kemudian aku pun tertidur. Hari itu, laut Jawa lumayan berombak dan beberapa kali aku terbangun ketika kapal terguncang keras karena melawan ombak.
Sekitar 100 menit kemudian, kapal kami pun tiba di pulau Sepa. Kami disambut dengan iringan musik Bali. Di sela-sela pikiranku yang belum sepenuhnya terbangun, aku sempat bertanya-tanya apakah kami memang ada di Bali? Aku sempat agak bingung karena setahuku aku tidak memiliki rencana ke Bali. Hello wake up... ini masih di Jakarta loh.
Aku dengar seorang bule berkomentar, "Bali is awesome." Dalam hatiku, "Hmmmmmm, Bali kayanya biasa aja deh." Tapi yah, mungkin setiap orang punya pandangan yang berbeda mengenai Bali.
Pulau Sepa adalah salah satu pulau dalam gugusan kepulauan Seribu. Pulau Sepa dikelola swasta menjadi sebuah pulau resort. Itulah makanya harga penginapan disini sangat mahal.
Beberapa bulan yang lalu, aku mengajak keempat sahabatku untuk berlibur ke pulau ini. Dan aku mengingatkan mereka bahwa liburan disini suangat muahal, jadi harus menabung dulu.
Pulau Sepa adalah pulau yang kecil, mungkin sekitar 5-7 ha. Di pagi hari, ketika aku mencoba mengelilinya ternyata hanya memakan waktu 10 menit saja. Pulau Sepa dikelilingi oleh pasir putih dan halus, sehingga sangat aman untuk bermain-main di pantai. Tak heran, banyak keluarga yang membawa anak-anaknya yang masih kecil berlibur kesini.
Aktivitas yang bisa dilakukan di pulau Sepa tidak jauh dari olahraga air seperti diving, snorkeling, jet ski, banana boat, atau mungkin hanya berenang di pantai. Beberapa bule aku perhatikan sedang menjemur kulit mereka. Mungkin kulit mereka sangat basah, makanya perlu dijemur di bawah terik matahari, hehehe.
Sebenarnya aku tidak terlalu banyak menghabiskan waktu khusus menikmati pantai pulau Sepa. Setelah tiba di pulau Sepa, aku langsung diving, makan siang, lalu diving lagi. Ketika coffee break sekitar jam 4 sore, aku malah memilih ngobrol-ngobrol dengan mas Yeyen daripada mengejar sunset atau berjemur di pantai. Bahkan obrolan kami masih berlanjut hingga jam 11 malam. Bersama mas Saca juga kami ngobrolin banyak hal malam itu.
Keesokan harinya, aku berniat mengabadikan momen sunrise, namun ternyata mataku sulit diajak kompromi. Jadinya, di hari terakhirku, aku hanya jalan-jalan mengelilingi pulau, sarapan, diving, istirahat, diving, makan siang, lalu pulang.
Walaupun cuma dua hari menikmati pulau Sepa, aku cukup puas walaupun pantainya bukan merupakan salah satu pantai favoritku. Pengalaman yang kudapat juga cukup menyenangkan. Dan, oh ya, pegawai-pegawai resort sangat ramah loh, mereka selalu tersenyum dan menyapa tamu. Kemanapun aku melangkah, aku selalu disambut dengan senyuman.
Sebagai seorang pelancong yang punya budget sangat terbatas, harga penginapan > 1 juta per malam sebenarnya suangat muahal bagiku. Namun demikian, aku sangat bersyukur rasa penasaranku mengenai pengalaman berlibur di pulau resort sudah terpenuhi. Jika Anda ingin menjauh sejenak dari hiruk pikuknya Jakarta, berlibur disini bisa menjadi salah satu rekomendasi.
Mas Saca berulang kali sms dan telpon menanyakan posisiku. Aku tiba di dermaga #19 pukul 8:05. Fiuhhh, untunglah mereka masih menungguku. Aku agak malu sih, keberangkatan jadi tidak on-time gara-gara aku terlambat. Aku hanya bisa berucap, "Maaf ya, maaf ya."
Setelah duduk manis di dalam kapal, aku langsung pasang musik dan tidak lama kemudian aku pun tertidur. Hari itu, laut Jawa lumayan berombak dan beberapa kali aku terbangun ketika kapal terguncang keras karena melawan ombak.
Sekitar 100 menit kemudian, kapal kami pun tiba di pulau Sepa. Kami disambut dengan iringan musik Bali. Di sela-sela pikiranku yang belum sepenuhnya terbangun, aku sempat bertanya-tanya apakah kami memang ada di Bali? Aku sempat agak bingung karena setahuku aku tidak memiliki rencana ke Bali. Hello wake up... ini masih di Jakarta loh.
Aku dengar seorang bule berkomentar, "Bali is awesome." Dalam hatiku, "Hmmmmmm, Bali kayanya biasa aja deh." Tapi yah, mungkin setiap orang punya pandangan yang berbeda mengenai Bali.
Pulau Sepa adalah salah satu pulau dalam gugusan kepulauan Seribu. Pulau Sepa dikelola swasta menjadi sebuah pulau resort. Itulah makanya harga penginapan disini sangat mahal.
Beberapa bulan yang lalu, aku mengajak keempat sahabatku untuk berlibur ke pulau ini. Dan aku mengingatkan mereka bahwa liburan disini suangat muahal, jadi harus menabung dulu.
Pulau Sepa adalah pulau yang kecil, mungkin sekitar 5-7 ha. Di pagi hari, ketika aku mencoba mengelilinya ternyata hanya memakan waktu 10 menit saja. Pulau Sepa dikelilingi oleh pasir putih dan halus, sehingga sangat aman untuk bermain-main di pantai. Tak heran, banyak keluarga yang membawa anak-anaknya yang masih kecil berlibur kesini.
Aktivitas yang bisa dilakukan di pulau Sepa tidak jauh dari olahraga air seperti diving, snorkeling, jet ski, banana boat, atau mungkin hanya berenang di pantai. Beberapa bule aku perhatikan sedang menjemur kulit mereka. Mungkin kulit mereka sangat basah, makanya perlu dijemur di bawah terik matahari, hehehe.
Sebenarnya aku tidak terlalu banyak menghabiskan waktu khusus menikmati pantai pulau Sepa. Setelah tiba di pulau Sepa, aku langsung diving, makan siang, lalu diving lagi. Ketika coffee break sekitar jam 4 sore, aku malah memilih ngobrol-ngobrol dengan mas Yeyen daripada mengejar sunset atau berjemur di pantai. Bahkan obrolan kami masih berlanjut hingga jam 11 malam. Bersama mas Saca juga kami ngobrolin banyak hal malam itu.
Keesokan harinya, aku berniat mengabadikan momen sunrise, namun ternyata mataku sulit diajak kompromi. Jadinya, di hari terakhirku, aku hanya jalan-jalan mengelilingi pulau, sarapan, diving, istirahat, diving, makan siang, lalu pulang.
Walaupun cuma dua hari menikmati pulau Sepa, aku cukup puas walaupun pantainya bukan merupakan salah satu pantai favoritku. Pengalaman yang kudapat juga cukup menyenangkan. Dan, oh ya, pegawai-pegawai resort sangat ramah loh, mereka selalu tersenyum dan menyapa tamu. Kemanapun aku melangkah, aku selalu disambut dengan senyuman.
Sebagai seorang pelancong yang punya budget sangat terbatas, harga penginapan > 1 juta per malam sebenarnya suangat muahal bagiku. Namun demikian, aku sangat bersyukur rasa penasaranku mengenai pengalaman berlibur di pulau resort sudah terpenuhi. Jika Anda ingin menjauh sejenak dari hiruk pikuknya Jakarta, berlibur disini bisa menjadi salah satu rekomendasi.
Comments
Post a Comment