Pesona Kawah Putih

Kawah putih adalah objek wisata yang sangat terkenal di Ciwidey. Kawah putih kami masukan ke dalam itenari liburan kami edisi Ciwidey. Dari terminal Ciwidey, kita naik angkutan kuning. Kawah Putih dan Situ Patengan searah makanya angkutannya sama.

Di terminal Ciwidey, seorang pemuda mengatakan bahwa mobilnya akan membawa kami sampai ke lokasi kawah putih. Kami cukup membayar biaya masuk mobil ke lokasi yaitu 75 ribu. Jika masih ada pengunjung lain, kami bisa berbagi dengan mereka. Setelah kembali ke terminal, sang sopir meminta kami masing-masing membayar 65 ribu. Sialan. Kami sudah sangat kelaparan, makanya kami malas berdebat dengan sopir yang masih muda itu. Ketika aku ceritakan kepada teman-temanku di Jakarta, mereka mengatakan bahwa di Ciwidey orang-orang lokal memang sering menipu wisatawan yang tidak bisa berbahasa Sunda. Hingga hari ini aku masih kesal karena bisa ditipu mentah-mentah. Dalam sejarah perjalananku, kejadian ini adalah yang paling menyebalkan.

Pintu masuk ke wisata Kawah Putih
Ok, mari kita tinggalkan kejadian tidak mengenakkan tersebut. Jika saja tidak mengikuti ide supir itu, dari Ciwidey kami bisa naik angkutan kuning turun di pintu masuk objek wisata. Di sana, pihak pengelola kawah putih sudah menyediakan angkutan ke lokasi. Ketika aku tanya kepada seorang pengunjung, ongkosnya 25 ribu. Tapi aku lupa menanyakan apakah itu sudah termasuk tiket masuk 15 ribu.

Di lokasi kawah putih
Beruntunglah kami, hari sedang cerah. Menurut keterangan seorang teman, jika cuaca hujan, di kawasan kawah akan banyak sekali kabut sehingga kami tidak akan bisa menikmati kawah yang sangat indah ini. Ketika kami sampai ke lokasi kawah, sungguh aku melihat suatu pemandangan luar biasa indah. Sebuah danau berwarna putih dan airnya berwarna biru cerah. Belum pernah aku melihat danau seindah ini.

Kawah Putih
Kawah putih merupakan kawah yang terbentuk ketika gunung Patuha meletus pada abad XII. Dulu daerah ini dianggap angker, karena jika ada burung yang lewat pasti jatuh dan mati. Pada tahun 1837, seorang Belanda bernama Dr. Franz Wilhelm Junghuhn penasaran dan tidak begitu saja percaya ama kepercayaan penduduk lokal. Beliau melakukan perjalanan menembus hutan belantara untuk membuktikan apa yang sebenarnya terjadi. Singkat cerita, beliau menemukan danau yang berwarna putih kebiruan. Dari dalam danau itu keluar semburan lava serta bau belerang yang menusuk hidung. Dan terjawablah sudah mengapa burung-burung tidak mau terbang melintasi kawasan tersebut.

Alam pemandangan di sekitar kawah putih cukup indah, dengan air danau berwarna biru, sangat kontras dengan batu kapur putih yang mengitari danau tersebut. Sebenarnya aku sangat penasaran, ingin sekali aku menyentuh air danau, namun tanah di sekitar danau sangat lembek dan aku sedikit takut mendekat ke arah danau.

Udara di kawah sangat dingin, untunglah seorang teman sudah mengingatkan untuk membawa jaket. Bau belerang dari danau juga sangat menyengat, pada awalnya masih tidak terlalu mengganggu, lama kelamaan bikin pusing juga. Sebaiknya memang kita harus menggunakan masker.

Cukup ramai pengunjung di kawah putih bahkan ada dua pasangan yang sedang melakukan foto prewedding. Aku dan kedua sahabatku benar-benar puas sekali berfoto-foto sambil menikmati keindahan ciptaan Tuhan yang ada di depan mata kami. Tak terasa sudah 1,5 jam kami disini dan perut kami pun sudah keroncongan.

Comments

Popular posts from this blog

[Bahasa Italia] Apa Kabar?

[Bahasa Italia] Ucapan Salam

Setahun Setelah Keliling Indonesia