Liburanku kali ini bersama dua orang sahabatku adalah ke Ciwidey. Ada banyak tempat menarik yang bisa dikunjungi di Ciwidey salah satunya
situ (danau) Patengan. Dari terminal Leuwi Panjang Bandung kami naik angkutan umum menuju Ciwidey. Lalu dari terminal Ciwidey, kami naik angkutan kuning menuju danau, ongkosnya 7 ribu. Menurut warga lokal ongkos sebenarnya adalah 6 ribu. Dan tiket masuk ke kawasan wisatanya adalah 7 ribu.
|
Pintu masuk ke Situ Patengan |
Selagi kami menikmati suasana danau, kami melihat tulisan:
Situ Patengan
Berasal dari bahasa Sunda Pateangan-teangan (saling mencari). Mengisahkan cinta putra prabu dan putri titisan dewi yang besar bersama alam.
Ki Santang dan Dewi Rengganis, mereka berpisah untuk sekian lama, karena cinta mereka yang begitu dalam mereka saling mencari dan akhirnya di pertemukan kembali di sebuah tempat yang sampai sekarang dinamakan "Batu Cinta".
Dewi Rengganis pun minta dibuatkan danau dan sebuah perahu untuk berlayar. Perahu inilah yang sampai sekarang menjadi sebuah pulau yang berbentuk hati (pulau Asmara/pulau Sasaka).
Menurut cerita ini, yang singgah di batu cinta dan mengelilingi pulau Asmara senantiasa mendapat cinta yang abadi seperti mereka.
Memang itu hanyalah mitos, tapi kami pun menyukai mitos walaupun tidak mempercayainya. Dengan penuh semangat kami pun ingin melihat batu cinta tersebut, seperti apakah bentuknya?! Sebenarnya kami menyukai mitos tersebut karena dikatakan jika kami melihat batu cinta maka kami akan menemukan jodoh kami (haha, dasar jombloers ^_^).
|
Situ Patengan |
Untuk melihat batu cinta tersebut, kita harus naik perahu dengan ongkos 20 ribu per orang, namun perahu akan berangkat kalau sudah mencapai kuota minimal 15 orang. Hari ini sedikit sekali wisatawan yang datang, karena kebetulan hari ini klub bola kesayangan warga Bandung sedang bertanding. Seorang bapak menawari kami sewa perahu 100 ribu (hmmm mahal juga ya). Lalu bapak tersebut menurunkan harga tawarannya menjadi 80 ribu, akhirnya kami pun sepakat.
|
Situ Patengan |
|
Lokasi batu cinta |
Danau Patengan ini sebenarnya tidak terlalu luas. Tidak berapa lama, kira-kira 2-5 menit kami sudah sampai di lokasi batu cinta. Jadi, disinilah cinta kedua anak manusia tersebut dipertemukan kembali.
|
Situ Patengan |
Batu cinta yang dimaksud sebenarnya adalah batu besar biasa dan tidak ada nilai keindahannya. Sepertinya cerita rakyat ini hanya sedikit dibesar-besarkan untuk menarik minat wisatawan untuk berkunjung kesini. Namun kekecewaan mengenai batu cinta tersebut segera hilang karena pemandangan alam di depan mata bak lukisan. Warna air danau yang hijau membuat danau ini terlihat sangat eksotis. Sambil makan jagung bakar kita bisa menikmati danau ini.
Banyak sekali batu besar di sekitar lokasi batu cinta ini. Menurut cerita warga setempat, jika pasangan yang datang kemari niscaya cinta mereka akan langgeng. Pantas, sepertinya banyak sekali pasangan yang sudah datang kemari dan menuliskan nama mereka di atas batu-batu tersebut.
Lalu kami kembali ke perahu. Tukang perahu sekaligus pemandu kami, kang Asep mengatakan bahwa pulau yang barusan kami lewati adalah pulau Asmara. Dia juga mengatakan jika dilihat dari atas kita bisa melihat pulau tersebut berbentuk hati.
Kami sudah ke batu cinta bahkan berfoto-foto di atas batu cinta tersebut. Kami juga sudah mengelilingi pulau Asmara. Jadi, sekarang sepertinya kami hanya tinggal menunggu sang pangeran datang sembari mengatakan '
will you marry me?' dan hidup bahagia selamanya seperti kisah-kisah dari negeri dongeng.
bagus kak artikelnya tentang batu cinta, saya
ReplyDeletepernah mendengar cerita batu cinta yang memang
unik sih seperti film film korea padahal memang asli ada di jawa, oiya kak bener
gak sih batu cinta itu ada aku pernah membaca
disini sepertinya memang benar benar ada deh
MustikaCinta.com
Hai Vanesha.. salam kenal dulu ya...
ReplyDeletebatu cinta itu cuma mitos haha dan lagian batunya begitu doang... tapi danaunya bagus...pergilah kesana, sekalian ke kawah putih. bagus bagus pemadangannya.