Kemegahan Candi Borobudur
Jauh-jauh datang dari Jakarta, klo tidak pergi ke candi Borobudur sungguh keterlaluan. Haha, ga segitunya juga sih. Dari awal kami merencanakan liburan ini, candi Borobudur kami masukkan sebagai itenari wajib.
Candi Borobudur didirikan pada tahun 800 M tepatnya pada zaman dinasti Syailendra yang menganut paham Budha Mahayana. Candi ini berlokasi di Magelang, Jawa Tengah.
Dari Malioboro kami naik transJogja menuju terminal Jombor, lalu lanjut naik angkutan umum menuju lokasi candi. Menurut temanku Lindra, ongkos dari Jombor ke Magelang biasanya 7rb. Tapi ketika kami membayar ongkos kondekturnya meminta 10rb/orang. Ya sudahlah, mungkin karena lagi hi-season mereka memanfaatkan situasi untuk menaikkan tarif ongkos.
Candi Borobudur adalah objek wisata yang sangat terkenal di Jogja. Di musim liburan kali ini, aku tak menyangka bahwa ketika kami sampe di lokasi, di pintu masuk sudah panjang sekali antrian untuk beli tiket. Lautan manusia tumpah ruah disini.
Begitu memasuki lokasi candi, dari jauh aku bisa melihat puncak candi. Tak ada kata-kata yang bisa kuucapkan. Semakin dekat, semakin jelas terlihat betapa besarnya candi ini. Kenangan masa kecilku menari-nari di dalam pikiranku. Berkali-kali aku mengatakan "Akhirnya bisa juga kesini, selama ini hanya liat di buku."
Aku senang, senang sekali. Aku tidak menyangka, dulu aku hanya bisa melihatnya di buku. Waktu aku masih kecil, candi Borobudur sangat terkenal sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia. Apa yang dulu hanya bisa aku lihat di buku, simsalabim, sekarang ada di depan mataku. Aku tidak hanya sedang menyaksikan salah satu keajaiban dunia. Satu keajaiban terjadi dalam hidupku. Ah, satu lagi impian masa kecilku yang jadi kenyataan.
Ternyata cukup jauh juga untuk sampe ke puncak candi. Tapi memang jadi tidak berasa melelahkan karena di setiap spot kami selalu menyempat diri untuk berfoto-foto. Dan terlalu banyak hal yang membuat kami tertawa. Di setiap dinding candi kita bisa melihat bermacam-macam relief. Sebagai orang-orang yang bekerja di dunia IT dan sekarang tiba-tiba menjadi ahli sejarah, kami mencoba menafsirkan makna dari relief yang kami lihat. Tanpa terasa kami sudah sampai di puncak. Di puncak candi, ada satu stupa yang sangat besar dan paling besar di antara semua stupa yang ada.
Ada mitos yang mengatakan bahwa apabila kita bisa memegang tangan patung Budha yang ada di dalam stupa, maka niscaya permohonan kita akan terkabul. Rumanty dan aku udah mencoba berkali-berkali. Bukan tangan patung Budha yang berhasil kami pegang, tapi tangan kami yang jadi lecet karena terlalu berusaha mencoba, haha.
Candi Borobudur memang luar biasa. Tanpa menggunakan semen, batu-batu bisa disusun hingga membangun candi yang sedemikian megahnya. Setelah melewati beberapa zaman tapi candi ini masih bisa berdiri dengan kokohnya. Namun sayang, aku melihat sudah ada beberapa patung Budha yang rusak.
Selama berada di dalam candi, suhu udara sangat panas. Perut kami pun sudah kriuk-kriuk sebagai pertanda kami sudah kelaparan dan sebagai alarm untuk saatnya pergi. Berhubung kami sudah cukup lama disini, selain itu kami memang sudah cukup puas menikmati setiap sisi candi, maka kami pun sepakat untuk melanjutkan perjalanan.
Asina Siagian
Candi Borobudur |
Dari Malioboro kami naik transJogja menuju terminal Jombor, lalu lanjut naik angkutan umum menuju lokasi candi. Menurut temanku Lindra, ongkos dari Jombor ke Magelang biasanya 7rb. Tapi ketika kami membayar ongkos kondekturnya meminta 10rb/orang. Ya sudahlah, mungkin karena lagi hi-season mereka memanfaatkan situasi untuk menaikkan tarif ongkos.
Candi Borobudur adalah objek wisata yang sangat terkenal di Jogja. Di musim liburan kali ini, aku tak menyangka bahwa ketika kami sampe di lokasi, di pintu masuk sudah panjang sekali antrian untuk beli tiket. Lautan manusia tumpah ruah disini.
Begitu memasuki lokasi candi, dari jauh aku bisa melihat puncak candi. Tak ada kata-kata yang bisa kuucapkan. Semakin dekat, semakin jelas terlihat betapa besarnya candi ini. Kenangan masa kecilku menari-nari di dalam pikiranku. Berkali-kali aku mengatakan "Akhirnya bisa juga kesini, selama ini hanya liat di buku."
Aku senang, senang sekali. Aku tidak menyangka, dulu aku hanya bisa melihatnya di buku. Waktu aku masih kecil, candi Borobudur sangat terkenal sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia. Apa yang dulu hanya bisa aku lihat di buku, simsalabim, sekarang ada di depan mataku. Aku tidak hanya sedang menyaksikan salah satu keajaiban dunia. Satu keajaiban terjadi dalam hidupku. Ah, satu lagi impian masa kecilku yang jadi kenyataan.
Patung Budha |
Mencoba memegang tangan Budha |
Candi Borobudur memang luar biasa. Tanpa menggunakan semen, batu-batu bisa disusun hingga membangun candi yang sedemikian megahnya. Setelah melewati beberapa zaman tapi candi ini masih bisa berdiri dengan kokohnya. Namun sayang, aku melihat sudah ada beberapa patung Budha yang rusak.
Selama berada di dalam candi, suhu udara sangat panas. Perut kami pun sudah kriuk-kriuk sebagai pertanda kami sudah kelaparan dan sebagai alarm untuk saatnya pergi. Berhubung kami sudah cukup lama disini, selain itu kami memang sudah cukup puas menikmati setiap sisi candi, maka kami pun sepakat untuk melanjutkan perjalanan.
Asina Siagian
Comments
Post a Comment