Candi Prambanan
Dahulu kala, di desa Prambanan ada sebuah kerajaan yang dipimpin oleh Prabu Baka. Ia memiliki seorang putri yang sangat cantik bernama Rara Jonggrang. Singkat cerita, Bandung Bondowoso dari kerajaan Pengging berhasil mengalahkan kerajaan Prambanan dan Prabu Baka meninggal dalam medan perang tersebut.
Bandung Bondowoso jatuh cinta kepada Rara Jonggrong dan ingin memperistrinya. Sang putri mengajukan syarat yaitu membangun seribu candi yang memiliki arca di dalamnya dalam tempo satu malam. Dengan bantuan para jin, Bandung membangun seribu candi yang diajukan oleh sang putri. Namun karena sang putri tidak menyukai calon suaminya maka dengan bantuan gadis-gadis Prambanan, maka sang putri memerintahkan mereka untuk menghidupkan obor dan membakar jerami. Langit pun menjadi berwarna merah. Mereka juga menumbuk padi di lesung sehingga ayam-ayam terbangun dan berkokok. Para jin berpikir hari memang sudah pagi dan mereka pun berhenti membantu Bandung Bondowoso, lalu pergi kembali ke alamnya.
Ketika pagi tiba, ternyata Bandung Bondowoso hanya berhasil membangun 999 candi. Dia pun sangat terkejut sekaligus marah karena usahanya gagal karena tipu muslihat sang putri. Dalam amarahnya, dia pun mengutuk Rara Jonggrang menjadi arca yang ke-1000. Arca Rara Jonggrang diletakkan di sebuah candi yang sangat besar. Candi ini kemudian disebut candi Prambanan. Demikianlah kisah legenda Rara Jonggrang atau kadang disebut dengan Roro/Loro Jonggrang.
Menurut ahli sejarah, candi Prambanan dibangun pada abad ke-9. Pada masa itu, terjadi perebutan kekuasaan antara wangsa Sailendra dan wangsa Sanjaya yang berkuasa di Jawa Tengah. Prabu Baka mungkin dimaksudkan sebagai Raja Samaratungga dari wangsa Sailendra, Rakai Pikatan sebagai Bandung Bondowoso, dan Pramodhawardhani, putri Samaratungga sekaligus istri Rakai Pikatan, sebagai Rara Jonggrang. Peristiwa bersejarah sebenarnya adalah pertempuran antara Balaputradewa melawan Pramodawardhani yang dibantu suaminya Rakai Pikatan yang akhirnya dimenangi Rakai Pikatan dan mengakhiri dominasi wangsa Sailendra di Jawa Tengah.
Tidak lama setelah dibangun, candi-candi ini pun ditinggalkan dan mulai mengalami kerusakan. Renovasi candi dimulai dari tahun 1918 dan belum selesai sampai sekarang. Dan di tahun 1991, candi Prambanan menjadi situs warisan dunia yang dilindungi oleh UNESCO.
Pada 27 Mei 2006 gempa bumi dengan kekuatan 5,9 pada skala Richter (sementara United States Geological Survey melaporkan kekuatan gempa 6,2 pada skala Richter) menghantam daerah Bantul dan sekitarnya. Gempa ini menyebabkan kerusakan hebat pada kompleks candi Prambanan, khususnya Candi Brahma.
Candi Prambanan adalah candi Hindu terbesar di Jawa Tengah dan juga merupakan terbesar di Asia Tenggara. Candi Prambanan berlokasi tepat di perbatasan administrasi provinsi Jogja dan Jawa Tengah.
Hujan turun dengan deras tapi tak menyurutkan semangat kami untuk melihat candi yang sangat terkenal di Indonesia ini. Hujan makin lama makin deras dan kami pun menyerah. Kami numpang berteduh di pos satpam. Ketika hujan mulai reda, kami pamit kepada mas-mas sekuriti dan melanjutkan perjalanan kami.
Ketika kami sampai di lokasi candi Prambanan, kami melihat ada 3 candi besar berdiri dengan kokoh, sementara di sekitarnya ada beberapa candi yang kini hanya bisa dilihat sebagai puing-puing. Candi yang di tengah atau yang disebut sebagai candi Siwa, disitulah arca Rara Jonggrang berada. Yang di sebelah selatan adalah candi Brahma, dan di utara candi Wisnu.
Kami hanya bisa masuk ke beberapa candi, selainnya kami hanya bisa melihat puing-puing. Bisa dikatakan, aku belum cukup puas mengenal dan mempelajari candi Prambanan ini, namun kami harus buru-buru balik ke Malioboro karena salah satu sahabatku, Manty harus balik malam ini ke Jakarta. Suatu hari nanti, jika aku kembali ke Jogja, sepertinya aku akan ke candi Prambanan ini lagi. Semoga saja candi Siwa sudah dibuka untuk umum sehingga aku bisa melihat rupa dari Rara Jonggrang.
Hujan sudah berhenti dan kami pun buru-buru menuju halte transJogja.
Asina Siagian
Bandung Bondowoso jatuh cinta kepada Rara Jonggrong dan ingin memperistrinya. Sang putri mengajukan syarat yaitu membangun seribu candi yang memiliki arca di dalamnya dalam tempo satu malam. Dengan bantuan para jin, Bandung membangun seribu candi yang diajukan oleh sang putri. Namun karena sang putri tidak menyukai calon suaminya maka dengan bantuan gadis-gadis Prambanan, maka sang putri memerintahkan mereka untuk menghidupkan obor dan membakar jerami. Langit pun menjadi berwarna merah. Mereka juga menumbuk padi di lesung sehingga ayam-ayam terbangun dan berkokok. Para jin berpikir hari memang sudah pagi dan mereka pun berhenti membantu Bandung Bondowoso, lalu pergi kembali ke alamnya.
Ketika pagi tiba, ternyata Bandung Bondowoso hanya berhasil membangun 999 candi. Dia pun sangat terkejut sekaligus marah karena usahanya gagal karena tipu muslihat sang putri. Dalam amarahnya, dia pun mengutuk Rara Jonggrang menjadi arca yang ke-1000. Arca Rara Jonggrang diletakkan di sebuah candi yang sangat besar. Candi ini kemudian disebut candi Prambanan. Demikianlah kisah legenda Rara Jonggrang atau kadang disebut dengan Roro/Loro Jonggrang.
Candi Prambanan |
Tidak lama setelah dibangun, candi-candi ini pun ditinggalkan dan mulai mengalami kerusakan. Renovasi candi dimulai dari tahun 1918 dan belum selesai sampai sekarang. Dan di tahun 1991, candi Prambanan menjadi situs warisan dunia yang dilindungi oleh UNESCO.
Pada 27 Mei 2006 gempa bumi dengan kekuatan 5,9 pada skala Richter (sementara United States Geological Survey melaporkan kekuatan gempa 6,2 pada skala Richter) menghantam daerah Bantul dan sekitarnya. Gempa ini menyebabkan kerusakan hebat pada kompleks candi Prambanan, khususnya Candi Brahma.
Candi Prambanan adalah candi Hindu terbesar di Jawa Tengah dan juga merupakan terbesar di Asia Tenggara. Candi Prambanan berlokasi tepat di perbatasan administrasi provinsi Jogja dan Jawa Tengah.
Hujan turun dengan deras tapi tak menyurutkan semangat kami untuk melihat candi yang sangat terkenal di Indonesia ini. Hujan makin lama makin deras dan kami pun menyerah. Kami numpang berteduh di pos satpam. Ketika hujan mulai reda, kami pamit kepada mas-mas sekuriti dan melanjutkan perjalanan kami.
Ketika kami sampai di lokasi candi Prambanan, kami melihat ada 3 candi besar berdiri dengan kokoh, sementara di sekitarnya ada beberapa candi yang kini hanya bisa dilihat sebagai puing-puing. Candi yang di tengah atau yang disebut sebagai candi Siwa, disitulah arca Rara Jonggrang berada. Yang di sebelah selatan adalah candi Brahma, dan di utara candi Wisnu.
Hujan sudah berhenti dan kami pun buru-buru menuju halte transJogja.
Asina Siagian
Comments
Post a Comment