6) Hatiku masih ketinggalan di Tangkahan
Aku sebenarnya masih mengantuk karena tadi malam kami menghabiskan waktu sampai larut malam di restoran Jungle Lodge. Aku sudah mencoba menutup mata tapi aku sama sekali tidak bisa tidur. Bukan karena pemandangan yang kulihat terlalu indah. Sepanjang perjalanan, aku hanya melihat sawit dan sawit lagi. Kondisi jalan yang off-road, membuat rasa kantukku hilang. Ini pengalaman pertamaku off-road, dan syukurlah aku berada di tangan ahlinya.
Dari Tangkahan menuju Bukit Lawang, jalannya benar-benar rusak parah, apalagi kemarin dari sore hingga tengah malam hujan terus turun. Ditambah kontur jalan yang bergelombang, beberapa kali aku melihat pengendara motor harus turun dari motor mereka lalu berjalan sambil berusaha keras menuntun motornya. Kami yang di dalam jeep pun terombang-ambing ke kiri dan ke kanan, seolah-olah sedang berdisko tanpa iringan musik. Tapi aku bersyukur, paling tidak aku sekarang punya pengalaman off-road, walaupun baru sekali (hehe).
Aku berbincang-bincang dengan bang Amri, ternyata jeepnya biasanya disewakan untuk melayani antar jemput dari bandara ke Tangkahan, Bukit Lawang, Berastagi, Danau Toba, dll. Ngomong-ngomong, selama perjalanan bang Amri selalu menjaga jarak denganku dan bersikap sangat sopan, sepertinya dia memang percaya bahwa aku adalah pacarnya Bob.
Tanpa terasa 2,5 jam sudah berlalu dan kami pun akhirnya tiba di Bukit Lawang. Aku diturunkan agak jauh dari visitor center. Lalu bang Amri memberi petunjuk posisi Jungle Tribe, tempat aku akan menginap selama di Bukit Lawang. Aku mengikuti petunjuk yang diberikan bang Amri.
Aku sangat kaget, ternyata Bukit Lawang 180 derajat berbeda dibanding Tangkahan. Di sepanjang sungai Bohorok, di kiri dan kanan berdiri penginapan dan cafe. Aku terus berjalan mengikuti aliran sungai. Setelah berjalan cukup jauh, aku melihat tulisan Jungle Tribe. Ah, akhirnya sampai juga.
Banyak sekali monyet di sekitar kamarku dan sangat membuatku tidak nyaman karena aku jadi takut keluar kamar. Tidak lama kemudian hujan pun turun dan belum berhenti juga hingga tengah malam. Pada akhirnya, hari pertama di Bukit Lawang, aku hanya membaca buku sambil tidur-tiduran di tempat tidur gantung (hmmm, hammock lagi). Sebenarnya aku tidak benar-benar membaca, halaman yang sedang kubaca tidak kunjung berganti ke halaman berikutnya. Pikiranku masih tertinggal di Tangkahan.
Tadi, ketika baru tiba di Bukit Lawang ini, aku langsung kecewa begitu melihat tempat ini terlalu ramai. Berbeda dengan Tangkahan yang masih bisa dikatakan alami. Atau mungkin pesona Tangkahan masih begitu segarnya dalam pikiranku, sehingga begitu melihat Bukit Lawang, aku jadi kecewa? Sempat terlintas di dalam pikiranku, "Ah, seandainya aku ikut teman baruku yang orang Kanada itu ke Ketambe."
Aku saling kirim SMS dengan Bob. Tapi setelah dia kirim SMS yang isinya "Tak kenal maka tak sayang. Setelah kenal terbayang-bayang. Kata orang utan." aku tidak lagi membalas SMSnya. Entah kenapa aku kurang suka terlibat hubungan romantis dengan pemuda lokal. Aku tidak anti dengan orang lokal. Hal ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan apa yang aku pikirkan. Jika ada seorang pemuda lokal yang juga bekerja sebagai pemandu, aku selalu bertanya-tanya sudah berapa turis cewek yang sudah dia cicipi.
Sepertinya lagu The Hardest Day yang dinyanyikan oleh The Corrs berduet dengan Alejandro Sanz sangat cocok dengan suasana hatiku saat ini. Pikiranku dan hatiku belum bisa lepas dari semua kenangan indah di Tangkahan. Saat ini aku benar-benar ingin kembali ke Tangkahan. Seandainya aku bisa, aku pasti sudah pergi saat ini juga.
One more day, one last look
Before I leave it all behind
And play the role that's meant for us
That said we'd say goodbye
One more night by your side
Where our dreams collide
And all we have is everything
And there's no pain there's no hurt
There's no wrong it's all right
If I promise to believe will you believe
That there's nowhere that we'd rather be
Nowhere describes where we are
Ive no choice, I love you
Leave, love you wave goodbye
And all I ever wanted was to stay
And nothing in this worlds gonna change, change
Never wanna wake up from this night
Never wanna leave this moment
Waiting for you only, only you
Never gonna forget every single thing you do
When loving you is my finest hour
Leaving you, the hardest day of my life
The hardest day of my life
I still breathe, I still eat
And the sun it shines the same as it did yesterday
But there's no warmth, no light
I feel empty inside
But I never will regret a single day
I know it isn't going to go away
What I'm feeling for you
I will always love you
Leave, love you wave goodbye
And all, and all I ever wanted was to stay
Nothing in this world's gonna change...
Never wanna wake up from this night
Never wanna leave this moment
Waiting for you only, only you
Never gonna forget every single thing you do
When loving you is my finest hour
I never knew I'd ever feel this way
I feel for you...
Never wanna wake up, I feel for you, from this night
Never wanna leave this moment
Wainting for you only, only you
Never gonna forget every single thing you do
When loving you is my finest hour
Leaving you, the hardest day of my life...
Never wanna wake up from this night
Dari Tangkahan menuju Bukit Lawang, jalannya benar-benar rusak parah, apalagi kemarin dari sore hingga tengah malam hujan terus turun. Ditambah kontur jalan yang bergelombang, beberapa kali aku melihat pengendara motor harus turun dari motor mereka lalu berjalan sambil berusaha keras menuntun motornya. Kami yang di dalam jeep pun terombang-ambing ke kiri dan ke kanan, seolah-olah sedang berdisko tanpa iringan musik. Tapi aku bersyukur, paling tidak aku sekarang punya pengalaman off-road, walaupun baru sekali (hehe).
Aku berbincang-bincang dengan bang Amri, ternyata jeepnya biasanya disewakan untuk melayani antar jemput dari bandara ke Tangkahan, Bukit Lawang, Berastagi, Danau Toba, dll. Ngomong-ngomong, selama perjalanan bang Amri selalu menjaga jarak denganku dan bersikap sangat sopan, sepertinya dia memang percaya bahwa aku adalah pacarnya Bob.
Tanpa terasa 2,5 jam sudah berlalu dan kami pun akhirnya tiba di Bukit Lawang. Aku diturunkan agak jauh dari visitor center. Lalu bang Amri memberi petunjuk posisi Jungle Tribe, tempat aku akan menginap selama di Bukit Lawang. Aku mengikuti petunjuk yang diberikan bang Amri.
Sungai Bohorok |
Banyak sekali monyet di sekitar kamarku dan sangat membuatku tidak nyaman karena aku jadi takut keluar kamar. Tidak lama kemudian hujan pun turun dan belum berhenti juga hingga tengah malam. Pada akhirnya, hari pertama di Bukit Lawang, aku hanya membaca buku sambil tidur-tiduran di tempat tidur gantung (hmmm, hammock lagi). Sebenarnya aku tidak benar-benar membaca, halaman yang sedang kubaca tidak kunjung berganti ke halaman berikutnya. Pikiranku masih tertinggal di Tangkahan.
Tadi, ketika baru tiba di Bukit Lawang ini, aku langsung kecewa begitu melihat tempat ini terlalu ramai. Berbeda dengan Tangkahan yang masih bisa dikatakan alami. Atau mungkin pesona Tangkahan masih begitu segarnya dalam pikiranku, sehingga begitu melihat Bukit Lawang, aku jadi kecewa? Sempat terlintas di dalam pikiranku, "Ah, seandainya aku ikut teman baruku yang orang Kanada itu ke Ketambe."
Aku saling kirim SMS dengan Bob. Tapi setelah dia kirim SMS yang isinya "Tak kenal maka tak sayang. Setelah kenal terbayang-bayang. Kata orang utan." aku tidak lagi membalas SMSnya. Entah kenapa aku kurang suka terlibat hubungan romantis dengan pemuda lokal. Aku tidak anti dengan orang lokal. Hal ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan apa yang aku pikirkan. Jika ada seorang pemuda lokal yang juga bekerja sebagai pemandu, aku selalu bertanya-tanya sudah berapa turis cewek yang sudah dia cicipi.
Sepertinya lagu The Hardest Day yang dinyanyikan oleh The Corrs berduet dengan Alejandro Sanz sangat cocok dengan suasana hatiku saat ini. Pikiranku dan hatiku belum bisa lepas dari semua kenangan indah di Tangkahan. Saat ini aku benar-benar ingin kembali ke Tangkahan. Seandainya aku bisa, aku pasti sudah pergi saat ini juga.
One more day, one last look
Before I leave it all behind
And play the role that's meant for us
That said we'd say goodbye
One more night by your side
Where our dreams collide
And all we have is everything
And there's no pain there's no hurt
There's no wrong it's all right
If I promise to believe will you believe
That there's nowhere that we'd rather be
Nowhere describes where we are
Ive no choice, I love you
Leave, love you wave goodbye
And all I ever wanted was to stay
And nothing in this worlds gonna change, change
Never wanna wake up from this night
Never wanna leave this moment
Waiting for you only, only you
Never gonna forget every single thing you do
When loving you is my finest hour
Leaving you, the hardest day of my life
The hardest day of my life
I still breathe, I still eat
And the sun it shines the same as it did yesterday
But there's no warmth, no light
I feel empty inside
But I never will regret a single day
I know it isn't going to go away
What I'm feeling for you
I will always love you
Leave, love you wave goodbye
And all, and all I ever wanted was to stay
Nothing in this world's gonna change...
Never wanna wake up from this night
Never wanna leave this moment
Waiting for you only, only you
Never gonna forget every single thing you do
When loving you is my finest hour
I never knew I'd ever feel this way
I feel for you...
Never wanna wake up, I feel for you, from this night
Never wanna leave this moment
Wainting for you only, only you
Never gonna forget every single thing you do
When loving you is my finest hour
Leaving you, the hardest day of my life...
Never wanna wake up from this night
Comments
Post a Comment