Traveling mengubah hidupku

Aku ga ingat persis kapan tepatnya aku mulai traveling. Sejak kecil, aku sering berlibur bersama keluarga dan ikut darmawisata sekolah. Tapi, aku yang benar-benar jatuh cinta ama traveling ketika pertama kali melakukan solo traveling di Lombok dan Bali di awal tahun 2011.

Ada beberapa alasan orang untuk melakukan traveling adalah:
  1. Dipengaruhi oleh teman-temannya, blog-blog, buku, atau acara TV.
  2. Baru lulus kuliah. Kalau yang ini lebih cenderung di kalangan bule. Di Indonesia kalau baru lulus kuliah biasanya langsung buru-buru cari kerja.
  3. Ikut organisasi pecinta alam. Jika ikut organisasi semacam ini tentulah aktivitasnya ga jauh-jauh dari kegiatan jalan-jalan.
  4. Sering dinas keluar kota atau keluar negeri.
  5. Ingin melakukan perubahan dalam hidup. Yang ini menjadi alasan sebagian orang yang pada akhirnya menjadi seorang traveler yang mencari nilai-nilai spiritual dari perjalanannya tersebut.
  6. Sudah menjadi kebutuhan hidup.
  7. Ketagihan dan tidak tahu bagaimana caranya atau mungkin memang tidak mau menghentikannya :D
Aku melakukan solo travelingku yang pertama dengan alasan nomor lima. Ya, aku hanya ingin melakukan perubahan dalam hidupku. Pada saat itu, beban hidupku begitu berat. Aku sedang depresi. Aku sudah mencapai titik terendah dalam hidupku. Aku hanya ingin menjauh sejenak dari kehidupan normalku.

Pengalaman-pengalaman ketika traveling sedikit banyaknya memberikan pengaruh dalam membangun karakterku. Banyak sekali perubahan positif yang kurasakan terjadi dalam diriku. Dan aku sangat menyukainya. Itulah juga yang membuatku tetap menyukai traveling.

Banyak sekali pelajaran hidup yang kudapatkan ketika melakukan traveling.

Aku makin bahagia.
Ya, aku makin mencintai hidupku. Traveling membuat hidupku semakin hidup. Saat ini aku adalah orang yang berbahagia. Aku tahu apa itu bahagia karena aku pernah mengalami kesedihan dalam jangka waktu yang lama.

Aku menjadi orang yang hemat
Sebelum aku kenal traveling, aku terlalu suka belanja dan tidak punya manajemen keuangan yang baik. Sebagai seorang budget traveler (ceileh bahasanya... ngomong-ngomong apa itu artinya ^_^), aku dituntut untuk pintar menggunakan uangku supaya aku bisa bertahan hidup sampe masa liburanku selesai. Setelah kembali ke kehidupan normal pun aku tetap sangat berhati-hati menggunakan uangku. Terserah kalau orang bilang pelit.

Aku makin percaya diri
Percaya diri yang aku maksud bukanlah sikap dimana aku terlihat hebat dan mandiri. Kepercayaan diri yang aku miliki sekarang lebih kepada I'm free to be my self. Aku tidak pernah lagi kuatir pandangan orang tentang diriku. Terkadang kekuatiran yang tidak berdasar itulah yang membuat aku seringkali takut melakukan apapun.

Selamat tinggal rasa kesepian
Aku punya banyak teman, banyak sekali teman. Namun seringkali aku merasa sendiri. Ketika traveling, aku terpaksa mencari teman (daripada bengong sendirian) dan akhirnya belajar untuk selalu membuka diri. Ternyata ketika kita yang mulai membuka diri kepada orang lain, dengan sendirinya orang-orang pun akan datang kepada kita. Walaupun aku memiliki karakter introver di dalam diriku dan seringkali aku ingin menyendiri namun aku tidak pernah merasa sendiri.

Aku mulai menghargai perbedaan
Dalam beberapa hal, terkadang aku tidak bisa menerima pandangan atau pola pikir orang lain yang tidak sesuai denganku. Tapi kemudian semua itu berubah, ketika traveling kita menjadi orang asing bagi penduduk setempat. Aku belajar untuk beradaptasi dengan budaya lokal serta pola pikir penduduk setempat. Dan justru ketika kita saling menghormati, kita bisa melihat betapa indahnya kebersamaan dalam keberagaman.

Aku lebih tenang ketika menghadapi masalah
Ketika traveling, kita tidak bisa mengharapkan segala sesuatu berjalan dengan lancar dan menyenangkan. Ada kalanya ada kejadian-kejadian tidak terduga di luar perkiraan kita. Di Senggigi, ojek yang kunaiki mengalami kecelakaan. Keluarga korban berusaha memerasku seolah-olah akulah yang membawa motor tersebut sehingga mengalami kecelakaan, padahal aku adalah penumpang. Aku memang kesal sekali. Dengan pikiran yang tenang kuhadapi keluarga tersebut dan pada akhirnya mereka memang tidak mendapatkan satu sen pun dariku.

Intuisi semakin terasah
Ketika kita melakukan traveling, bisa saja ada orang-orang yang bermaksud tidak baik terhadap diri kita. Di Bali, seorang pria lokal bersikap sangat baik padaku, yang kemudian aku sadar bahwa dia punya maksud tertentu terhadap diriku. Thanks God, aku bisa selamat dari dia. Kita harus selalu waspada, tidak semuanya orang yang berniat baik kepada kita memang benar-benar murni ingin berbuat baik. Percaya saja kepada intuisimu dan ikuti kata hatimu.

Happy traveling. You will know that you've become a new person because of traveling.

Comments

Popular posts from this blog

[Bahasa Italia] Apa Kabar?

[Bahasa Italia] Ucapan Salam

Setahun Setelah Keliling Indonesia