Tragedi becak di kota Jogja

Akhirnya kami sampe juga di penginapan kami, di jalan Sosrowijayan. Daerah ini merupakan kawasan backpacker. Disini banyak sekali losmen-losmen dan jika hi-season seperti sekarang rumah penduduk pun dijadikan penginapan. Kami menginap di salah satu rumah warga yang disewakan 250rb/malam. Dengan fasilitas ala kadarnya, harga tersebut cukup mahal menurutku.
Jalan Sosrowijayan, kawasan backpacker Jogja
Pada awalnya, setelah dari pantai Parangtritis, kami akan melanjutkan perjalanan menuju pantai Baron. Dalam perjalanan kami dari Bantul ke Jogja, kami bertanya ke sopir taksinya bagaimana caranya ke pantai Baron. Pak sopir mengatakan bahwa pantai Baron itu sangat jauh. Dan kalo memang ingin pergi kesana, kami bisa naik angkutan dari terminal Tawang menuju Wonosari. Lalu dari terminal Wonosari kami naik angkutan lagi menuju Baron. Total waktu yang kita butuhkan kira-kira 2 jam lebih. Dan perlu diperhatikan bahwa angkutan ke Jogja terakhir pada jam 7 malam. Pak supir menambahkan bahwa pantai Krakal jauh lebih bagus karena pasirnya putih.

Di kamar kami berunding, karena sekarang sudah jam 4 sore rencana ke pantai Baron dibatalkan saja. Dan untuk mengisi waktu, kami lebih baik jalan-jalan ke keraton.

Jalan Malioboro Jogja
Selagi kami di Jogja, kami ingin menikmati angkutan tradisional yaitu becak. Kami tanya berapa ongkos ke keraton dan tukang becaknya mengatakan 20rb. Lalu kami menawarnya menjadi 10rb dan tukang becak setuju. Kami pesan 2 becak.

Saat itu gerimis mulai turun dan makin lama semakin deras. Sampai di keraton, tukang becaknya mengatakan kalo keratonnya sudah tutup tadi jam 2 sore. Lah, kalo memang sudah tutup 2 jam yang lalu, kenapa dia tidak mengatakannya dari tadi? Malah kami diantar sampe keraton dan tiba-tiba saja mengatakan sudah tutup dari tadi.

Tidak berapa lama, becak yang satunya lagi datang. Lalu tukang becaknya mengatakan, apakah kami mau belanja dulu ke Dagadu? Aku jawab kalo kami tidak ingin belanja, kami hanya ingin ke keraton. Dan kalo keratonnya sudah tutup, mending balik saja ke Malioboro.

Tukang becaknya bilang kalo mo balik lagi ke Malioboro, kami harus bayar 15rb. What the hell! *^%$#@!

Saat itu, hujan sangat deras dan tidak ada tempat untuk berteduh. Sepertinya kami dibawa ke tempat dimana kami tidak punya pilihan lain selain naik becak ini. Lalu kami setuju dengan harga yang disebutkan tadi.

Sesampainya di Malioboro, kami bayar lalu pergi begitu saja. We paid 50rb for nothing. Gila kali ya!!!


Asina Siagian

Comments

Popular posts from this blog

[Bahasa Italia] Apa Kabar?

[Bahasa Italia] Ucapan Salam

Setahun Setelah Keliling Indonesia